REALITA
PROBLEMATIKA
DALAM ORGANISASI NAHDLOTUL ‘ULAMA CABANG SIDOARJO & SOLUSINYA
Masalah I :
1. Kebijakan pendanaan
operasional Universitas Nahdlotul ‘Ulama (UNU) dan
promosinya.
Dalam kaitannya dengan kualitas bangsa Indonesia,
seluruh elemen bangsa diwajibkan untuk mendukung sepenuhnya 3 pilar bangsa yakni
Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan. Hal ini menjadikan NU sebagai salah satu
organisasi masyarakat Islam Indonesia yang bersifat religi juga turut
berpartisipasi aktif mendukung pilar tersebut. Salah satu buktinya adalah pendirian
UNU di Kabupaten Sidoarjo sebagai manifestasi dukungannya terhadap kebijakan
pemerintah, serta pengabdiannya kepada masyarakat Islam Indonesia, terutama
bagi generasi NU di masa mendatang. Permasalahan yang muncul cukup signifikan
mengenai pendirian UNU tersebut adalah cara penggalian dana yang dibebankan
kepada masyarakat Jam’iyah NU sendiri maupun bagi para warga simpatisan dalam
bentuk Kartu Nominal sebagai penjamin discount. Hal ini dapat dikatakan sebagai
bentuk cara yang kurang profesional. Mengapa demikian ? sebab orang akan
merasakan dirinya terbebani dengan adanya kartu tersebut yang dampaknya dapat
menurunkan rasa ikut memiliki (Sense Of Belonging) sehingga memunculkan
image negative pada NU sendiri yakni rasa keterpaksaan diri, terutama bagi
kader NU dan para pengurus yang ditugaskan untuk mengedarkan kartu tersebut.
Perlu di ingat, bahwa tidak semua pengurus NU memahami tentang urusan
perkampusan.

Jika UNU memang dibuka dengan berbagai
fakultas/ jurusan umum, maka cara pendanaan dan promosinya yang tepat dapat
dilakukan dengan menggunakan fasilitas milik NU sendiri atau yang lainnya seperti
melalui iklan di TV9/ JTV/ SBO/ Arek TV atau bahkan melalui TV nasional, surat
kabar nasional dan warta-warta NU. Mengapa demikian ? sebab masyarakat Indonesia
dominan berani membayar mahal segala bentuk pendidikan umum bagi anaknya.
Contoh : bimbel Pri****** yang hanya merupakan lembaga pendidikan informal
mampu menyedot perhatian dan minat masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan
mereka berani berinfo dengan skala besar. Memang, harus diakui mutlak bahwa
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan impian dibutuhkan segala kemampuan
yang totalitas. Kira-kiranya, kita berani enggak ya..?
Masalah II :
2. Membentengi warga
NU beserta generasinya dari bahaya laten firqoh non NU
Kita harus menyadari secara mendalam bahwa
kenyataan yang sebenarnya adalah NU diambang kepunahan. Hal ini terbukti bahwa
saat ini warga Jam’iyah NU beserta generasinya sudah banyak yang meninggalkan
tradisi Jam’iyahnya. Seiring dengan laju perjalanan zaman, telah muncul pula
puluhan firqoh Islam yang tidak sejalan dengan haluan NU alias
kelompok-kelompok Islam baru yang membawa serta mengajarkan pemahaman Islam
yang baru pula. Dampaknya, Jam’iyah NU yang pada zaman dahulu sebagai
organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, kini harus rela menerima
kenyataan sebagai salah satu bagian kecil dari organisasi masyarakat Islam di
Indonesia. Semua firqoh yang ada di Indonesia berusaha menyedot habis kekuatan
Jam’iyah NU hingga nanti. Jika pembentengan ini dibebankan hanya kepada para
pengurus ranting untuk membentengi warga Jam’iyah NU ditingkat rantingnya
masing-masing, maka dampaknya yang terburuk adalah tidak akan ada regenerasi
Kepengurusan Jam’iyah NU, sebab tugas ini sangat berat dan juga sangat jarang
pengurus NU yang memiliki jabatan serta otoritas penuh dimasyarakatnya. Perlu
di ingat, bahwa saat ini Jam’iyah NU bukan satu-satunya firqoh/ ormas besar di
Indonesia, sebab menurut catatan data pemerintah Kementerian Agama RI, saat ini
sudah ada lebih dari 35 firqoh/ ormas Islam yang berbeda-beda dan menyebar di
seluruh pelosok tanah air kita.

Harus diadakan forum ‘ulama siaga yang dimulai dari tingkat
MWC hingga PC bahkan hingga tingkat PW dan PB. Forum ini beranggotakan para
pengurus NU, pejabat setempat, Banom serta para ‘Ulama (Kyai Khos dan sesepuh
NU, pimpinan pondok pesantren yang ada) untuk membahas strategi bersama menjaga
kawasan tetap kondusif dan memblokir segala aspek yang berbau firqoh non NU,
terutama firqoh sesat maupun yang berhaluan merah. Hal ini, dapat meningkatkan
stabilitas keorganisasian, membawa rasa aman dan tenteram bagi warga NU dan
lainnya sehingga menarik perhatian para simpatisan NU yang lainnya. Adapun
siaga bersama, dapat menggunakan personil Banser, Banom
yang dibantu para santri pondok pesantren setempat beserta pihak aparat dan
pejabat setempat.
Masalah III :
3. Pengetahuan dan
pembelajaran ASWAJA beserta kurikulumnya
Keperihatinan kita sudah selayaknya juga
ditujukan pada poros dasar Jam’iyah NU, yakni kurikulum Aswaja (kurikulum Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah) yang sudah luntur, bahkan nyaris hilang. Mengapa demikian ?
sebab banyak sekolah berlembagakan Ma’arif yang kehilangan pedoman ke-NU-annya.
Pembelajaran Aswaja yang hanya sepintas lalu, tidak mendalam bahkan banyak
buku-buku serta LKS Aswaja yang muatan materi Aswaja-nya sangat kurang. Mulai
dari sejarahnya, tokoh-tokoh salafnya hingga doktrin ajarannya yang kian lama
banyak yang hilang. Jika menginginkan kualitas generasi NU yang kaya
pengetahuan, fanatik terhadap Jam’iyah NU serta mampu diandalkan untuk membawa
Jam’iyah NU di masa mendatang lebih baik, kurikulum Aswaja harus dikembalikan
kepada khittah awalnya.

1. Mengubah kurikulum
Aswaja global saat ini menjadi kurikulum Aswaja tertstandart Khittah NU.
Beberkan secara gamblang Jam’iyah NU beserta doktrin ajarannya secara berkala,
terstruktur.
2. Memfungsikan
pengawas kurikulum dari Ma’arif yang tahu dan faham betul tentang Aswaja.
3. Mengawasi buku paket belajar dan LKS Aswaja yang
beredar di sekolah/ madrasah yang berbasis NU, antara yang layak dan yang
kurang layak muatan materi Aswaja-nya.
4. Mengadakan diklat
pembelajaran berbasis Aswaja secara intensif dan berkala bagi
guru bidang studi Aswaja dan agama di kalangan madrasah/ sekolah berbasis NU.
5. Mengamalkan segala
tradisi Jam’iyah NU di semua lembaga pendidikan yang berbasis NU.
6. Membuat laporan
berkala tentang kemajuan proses pembelajaran Aswaja ke Ma’arif untuk dievaluasi
tim pembina dan pengembang kurikulum Aswaja.
7. Ingat ...! Aliran perusak NU sudah di depan mata...Jangan tunggu mereka membantai aqidah anak, cucu dan generasi pemuda kita...!!!