A.
Isyarat tentang Utusan yang dijanjikan
Siapakah utusan yang dijanjikan Alloh kepada umat manusia,
merupakan salah satu hal yang amat banyak dan pelik untuk dibahas setuntasnya.
Namun, bukan berarti hal ini tidak dapat dipecahkan. Telah banyak artikel yang
membahas tentang masalah ini. Disini, penulis akan membeberkan sejumlah bukti
hasil kajian sederhana melalui antar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Utusan yang dijanjikan Alloh pada dasarnya adalah seorang nabi
& rasul agung yang memiliki kedudukan teramat istimewa diantara semua para nabi
& rasul Alloh yang telah diutus bagi umat manusia. Dialah yang disebut
Al-Masih Al-Kubro, seorang hamba mulia dan saleh, penutup para nabi utusan
Alloh.
Dalam artikel ini, penulis berpendapat bahwa utusan yang dijanjikan
Alloh itu ialah nabi Muhammad SAW. Alloh memberikan kriterianya langsung kepada
Nabi Musa, sebagaimana termaktub dalam Kitab Perjanjian Lama :
“Seorang nabi akan Ku-bangkitkan bagi mereka
dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku
dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Ku-perintahkan
kepadanya”. (Kitab Ulangan : 18 : 18)
Hal
ini juga diperkuat oleh pernyataan Yesus dalam Kitab Perjanjian Baru berikut
ini :
“...dan aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-ku...”.
(Injil Lukas 24 : 49)
“………Sebab jikalau aku tidak pergi, penghibur
itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus dia
kepadamu ”. (Injil Yohanes : 16 :7)
“Dan kalau ia datang, ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”.
(Injil Yohanes : 16 : 8)
Kutipan kriterianya dalam Injil Apokrip (terlarang) Barnabas
juga menyatakan :
“Dan Ia akan membawa berita-berita benar, dan agamanya (Rasul/ Messias Sejati
itu) tidak berkesudahan”. (Injil Barnabas : 42 : 17)
“Sesungguhnya aku katakan kepadamu, bahwa
setiap nabi apabila ia datang, maka ia akan membawa pertandaan rahmat Alloh itu
hanya kepada satu umat saja. Dari sebab itu uraian-uraian mereka tidak
melintasi (keluar batas) masyarakat yang
mereka diutus kepadanya. Akan tetapi Rasul Alloh itu apabila datang, ia akan
dikaruniai Alloh suatu yang merupakan cincin stempel (Khotam) ditangannya. Maka
ia akan membawa keselamatan dan rahmat bagi umat-umat bumi yang menerima
ajarannya”. (Injil Barnabas : 43 : 13-16)
“Yesus menjawab : “Sesungguhnya nama Messias
itu ajaib, karena Alloh sendiri yang memberikan nama itu, dikala Alloh
menciptakan rohnya dan meletakkannya disuatu tempat yang terindah dilangit.
Alloh berfirman : “Sabarlah wahai Muhammad , karena untukmu Aku akan menciptakan
surga dan dunia serta jumlah yang besar dari makhluk-makhluk yang Ku-karuniakan
kepadamu, sehingga siapa yang memberkahi engkau, menjadi berkat dan yang
mengutuk engkau menjadi terkutuk. Kemudian apabila Aku mengutusmu kedunia, Aku
akan jadikan engkau Rasul-Ku untuk keselamatan, dan kalimatmu itu akan menjadi
benar, sehingga langit dan bumi bisa lemah tetapi imanmu tidak akan menjadi
lemah sama sekali. Bahwa nama yang diberkahi itu adalah Muhammad. Disaat itu
khalayak ramai meneriakkan : “Ya Alloh, utuslah Rasul-Mu itu kepada kita, wahai
Muhammad marilah selekasnya untuk keselamatan dunia”.(Injil Barnabas : 97 :
15-19)
“Maka manakala Adam menoleh terlihat olehnya
sebuah tulisan diatas pintu “Tiada Tuhan selain Alloh SWT, Muhammad (yang
Terpuji itu) Rasul Alloh”. (Injil Barnabas : 41 : 33)
“Dan tatkala kulihat dia, penuhlah aku dengan
rasa terhibur kataku : Ya Muhammad, semoga Alloh besertamu dan menjadikan aku
layak untuk membuka tali kasutmu”.
(Injil Barnabas : 44 : 30)
Nabi yang dimaksudkan Kitab Ulangan : 18 :
18 diatas adalah nabi yang datang dari keturunan tiga putra Ibrahim (Abraham)
yaitu Ismail (dari Isteri yang bernama Hagar) yang menurunkan bangsa
Arab, Ishak (dari Isteri yang bernama Sarai) yang menurunkan bangsa
Israel dan Zimran (dari Isteri yang bernama Ketura) yang menurunkan
Bangsa Aria di Tanah Hindustan.
Adapun nabi dan rasul yang dilahirkan diluar
lingkungan (wilayah) bangsa Israel (bangsa yang berhubungan erat
dengan penyebaran dan perkembangan agama Yahudi dan Kristen dimasa purba) adalah
Muhammad SAW yang berbangsa Arab dari keturunan Ismail. Kalimat “dari antara
saudara mereka” merujuk kepada bangsa Arab keturunan Ismail, kakaknya Ishak. Kalimat “seperti engkau ini” berarti nabi yang dimaksudkan
sama halnya seperti nabi Musa yang menerima wahyu ini. Lalu Kalimat “Aku
menaruh firman-Ku dalam mulutnya” berarti bahwa dari mulut nabi tersebut
akan keluar firman Alloh SWT. Kriteria ini sesuai dengan Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan firman Alloh SWT dalam Al-Qur’an, sedangkan
Yesus diakui umat Kristiani sebagai Firman itu sendiri :
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. (Injil Yohanes : 1 : 1).
B. Kesamaan Muhammad SAW dengan Musa dan perbedaan keduanya
dengan Yesus :
1. Musa dilahirkan dari seorang bapak dan ibu yaitu Amram dan Yokhebed berikut
”Dan Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan
perempuan ini melahirkan Harun dan Musa baginya”. (Kitab Keluaran : 6 : 19),
Muhammad SAW pun dilahirkan dari seorang bapak dan ibu yang bernama Sayyid
Abdullah dan Sayyidati Aminah, sedangkan Yesus hanya dilahirkan dari seorang
gadis suci yang bernama Maria dan berbapak Roh Kudus seperti berikut “Kata
malaikat itu kepadanya : “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau akan beroleh
kasih karunia dihadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamainya Yesus”.
(Injil Lukas : 1 : 30-31)
2. Musa melakukan perkawinan dan mempunyai anak “Perempuan itu melahirkan
seorang anak laki-laki, maka Musa menamainya Gersom, sebab katanya: “Aku telah
menjadi sorang pendatang di negeri asing”.(Kitab Keluaran : 2 : 22),
Muhammad SAW juga melakukan perkawinan dan mempunyai banyak anak yang
diantaranya bernama Saiyyidati Fathimah ra, sedangkan Yesus tidak kawin sehingga
tidak mempunyai keturunan, sebab ia selalu dikejar-kejar oleh para penatua
Yahudi untuk dibunuh.
3. Musa telah meninggal dunia dengan wajar dan makamnya ditanah Moab “Dan
dikuburkanyalah dia disuatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor….”.(Kitab
Ulangan : 34 : 6), Muhammad SAW juga meninggal dunia dengan wajar dan
makamnya di Madinah, sedangkan kematian Yesus sangat misterius dan makamnya pun
tidak diketahui pasti dengan alasan beliau telah diangkat ke sorga :“Dan
ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke
sorga ”.(Injil Lukas : 24 : 51)
4. Musa menghadap Alloh SWT secara langsung “Seperti Musa yang dikenal
Tuhan dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit diantara orang
Israel”. (Kitab Ulangan : 34 : 10), Muhammad SAW juga menghadap Alloh SWT langsung
dalam peristiwa Isra’ Mi’raj di Mustawa untuk menerima perintah sholat 5 waktu,
sedangkan Yesus tidak pernah bertemu muka dengan Tuhan Allah, sebab diyakini
oleh umat Kristen Katolik bahwa dia adalah Tuhan sekaligus firman yang hidup
itu sendiri (Yesus adalah Injil itu),
sebagaimana berikut “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. (Injil Yohanes : 1 : 1). “Sebab
siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas”.
(Injil Yohanes : 3 : 34).
5. Musa jelas memiliki syari’at (Undang-undang/ peraturan agama)
berdasarkan Kitab Suci Taurat yang terkenal dengan 10 perintah Tuhan yang
diataranya kewajiban meng-Esa-kan Tuhan Alloh SWT, larangan membuat patung
dan lain-lain (lihat Kitab Keluaran : 20 : 1-17), Muhammad SAW memiliki
syari’at jelas berdasarkan Kitab Suci Al-Qur’an, sedangkan Yesus memiliki Injil
yang menggenapkan atau melanjutkan syari’at Musa :“Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”.(Injil Matius : 5 :
17).
6. Musa berjuang Jasmani dan Rohani (mengangkat senjata secara fisik dalam menghadapi
lawannya ketika membawa keluar seluruh keluarga Israel dari perbudakan Fir’aun
di Mesir), Muhammad SAW juga terkenal sebagai pejuang dan panglima
tertinggi militer dalam puluhan medan peperangan yang terjadi, sedangkan Yesus
hanya menggunakan senjata Rohani saja tanpa berperang secara fisik.
7. Musa diakui umatnya (Bangsa Yahudi
Israel) sebagai nabi & rasul Alloh SWT dan pemimpin mereka, Muhammad
SAW diakui umatnya (Kaum Muslimin)
sebagai nabi & rasul Alloh SWT dan pemimpin, sedangkan Yesus tidak diakui umatnya
(bangsa Israel) sebagai nabi &
rasul dan pemimpin, bahkan ia dibunuh di tiang kayu salib “Terkutuk” dibukit
Golgota (bukit tengkorak : bukit yang digunakan untuk menghukum mati para
narapidana kelas kakap).
8. Musa dan Muhammad SAW diakui oleh umatnya sebagai nabi dan rasul Alloh SWT,
sedangkan Yesus diakui umat Kristen Katolik sebagai “Anak Alloh SWT” dalam ayat : “Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran”. (Injil Yohanes : 1 : 14). “Sebab dalam Dialah berdiam secara
jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an”. (Kolose : 2 : 9)
9. Muhammad SAW membawa bendera Islam ke segala pelosok negeri, Musa membawa
bendera agama Yahudi, sedangkan Yesus tidak pernah menyatakan diri membawa
bendera Kristen.
10. Muhammad SAW adalah panglima militer pada puluhan medan perang, Musa
mengangkat pedang untuk membebaskan kaum Israel yang menjadi budak Fir’aun di
Mesir selama berabad-abad lamanya, sedangkan Yesus memilih berpindah tempat
dari pada mengangkat pedang.
11. Muhammad SAW dan Musa adalah pemimpin besar yang arif dan bijaksana dari
dua bangsa besar, sedangkan Yesus tidak mau diangkat menjadi pemimpin pada
waktu memberi makan 5000 orang, sebagaimana berikut : “Karena Yesus Tahu,
bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan
Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri”.(Injil Yohanes : 6 : 15)
C. Berikut ini kesamaan Musa dengan Yesus sebagaimana yang termaktub dalam
Al-Kitab :
1. Dimasa kanak-kanaknya, Musa terancam dengan pembunuhan besar-besaran yang
dilakukan oleh Fir’aun beserta tentaranya, begitu juga Yesus dimasa
kanak-kanaknya terancam pembunuhan besar-besaran oleh Herodes (Penguasa
Galilea).
2. Pada masa kanak-kanaknya, Musa dilindungi Fir’aun, begitu juga Yesus
dilindungi Yusuf, suami Maria (ayah angkatnya).
3. Di masa kanak-kanaknya, Musa hidup (berada) diluar daerah tanah
kelahirannya yaitu di Mesir, begitu juga Yesus dimasa kanak-kanaknya dalam
pelarian bersama ibu dan bapak angkatnya di Mesir.
4. Dalam menjalankan karirnya sebagai utusan Alloh SWT, Musa dibekali dengan
kitab suci Taurat dan Mu’jizat, begitu pula Yesus yang dibekali dengan kitab
suci Injil dan Mu’jizat.
5. Musa telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan penguasa Mesir (raja
Fir’aun) selama beratus-ratus tahun, begitu pula Yesus telah membebaskan bangsa
Israel dari perbudakan dosa.
Kesamaan tersebut hanya sebuah gambaran sekilas yang tidak menampakkan indikasi
bahwa Kristus itu Yesus, karena tidak ada spesifikasi dari persamaan dengan
persyaratan seorang Messias sejati kecuali beberapa saja, yaitu :
1. Sebagai utusan terakhir dari Alloh SWT
(Yesus adalah utusan terakhir dari Alloh SWT bagi bangsa Israel, Muhammad SAW adalah utusan terakhir dari Alloh SWT kepada seluruh umat manusia).
2. Dibekali dengan Mu’ jizat yang sama-sama luar biasa (Yesus dibekali Kitab
Suci Injil, Yesus dapat menyembuhkan penyakit sopak/ kusta lepra dan kebutaan,
menghidupkan orang mati, mengusir roh jahat, diangkat ke sorga yang hingga kini
belum turun kembali ke dunia, memperbanyak makanan, sedangkan Muhammad SAW
dibekali dengan peristiwa Isra’ Mi’raj
(naik ke langit) untuk bertemu dengan
Alloh SWT langsung dan menerima perintah sholat 5 waktu, membelah bulan,
dibekali Kitab suci Al-Qur’an yang kekal tanpa ada perubahan, memperbanyak
makanan, mengusir roh jahat, mendatangkan bala tentara Malaikat dll).
3. Menerima wahyu dari Alloh SWT melalui malaikat Gabrielle/ Jibril.
D. Tanda Messias Sejati (Al-Masih
Al-Kubro) yang merujuk kepada Muhammad SAW :
Yesus telah mengisyaratkan bahwa Messias Sejati (Al-Masih Al-Kubro) tersebut akan datang sesudah ia pergi (naik
kehadapan Bapa) dengan jelas :
“...dan aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-ku...”.
(Injil Lukas 24 : 49)
“…Sebab jikalau aku tidak pergi, penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus dia
kepadamu ”. (Injil Yohanes : 16 :7)
Yang dimaksud “seorang penghibur” oleh
Yesus adalah seorang nabi sekaligus rasul dengan tugasnya yang lebih berat dari
Yesus sendiri dan kalimat berita yang disampaikan olehnya lebih indah dan
keterangannya juga amat jelas dan lugas, sehingga membuat seluruh yang mendengarkan
perkataannya akan terpesona dan takluk kepada perintahnya. Hal ini tidak
mungkin merujuk kepada Yesus karena Yesus sendiri yang mengatakan bahwa penghibur
itu datang sesudah ia pergi. Itu berarti bahwa penghibur itu bukanlah dia. Keterangan Yesus pun rumit sehingga jarang orang dapat memahami
perkataannya. Ia selalu menggunakan ibarat-ibarat dalam menjelaskan segala
sesuatu seperti pengakuannya berikut :
“Semuanya ini kukatakan kepadamu dengan
kiasan. Akan tiba saatnya aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan,
tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu”.
(Injil Yohanes : 16 : 25)
“Sekarang kami tahu, bahwa engkau mengetahui
segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepadamu. Karena itu kami
percaya, bahwa engkau datang dari Allah”. (Injil Yohanes : 16:30)
Adapun Muhammad SAW adalah seorang yang tidak
menggunakan kata kiasan dalam berbicara, sehingga mudah dimengerti oleh
umatnya, beliau digelari dengan LISANUL ‘ARABY (pengguna bahasa Arab yang
paling fasih). Tugas Messias Sejati (Al-Masih
Al-Kubro) sangat
berat yaitu menginsafkan dunia dari dosa. Maksudnya, dengan mengajarkan bahwa Alloh
SWT Maha Pengampun dan beribadah yang benar hanyalah kepada Alloh SWT Yang Maha
Esa saja, sebagai tanda pertobatan dan bukan penebusan dosa. Hal ini dapat
tercermin pada ayat berikut :
“Dan kalau ia datang, ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”.
(Injil Yohanes : 16 : 8)
Muhammad SAW selalu mengajak umatnya untuk beristighfar
(meminta ampunan dari Alloh SWT) setelah melakukan kesalahan ataupun
kekhilafan dan menyadarinya dengan sepenuh hati bahwa ia telah berbuat salah/
dlolim serta tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut, sedangkan Yesus
mengajarkan penebusan dosa sehingga ia disalib hingga dianggap tewas sebagai Penebus Dosa.
Penghakiman yang dilakukan Muhammad SAW
dilaksanakan dengan baik dan mengagumkan dunia, yaitu dengan mendirikan
pemerintahan yang sesuai dengan aturan Al-Qur’an sehingga adil dan tidak
menyimpang dari ajaran Alloh SWT yang telah mengutusnya. Adapun Yesus tidak
mampu menegakkan hukum yang adil karena kerajaannya tidak berada di bumi
sehingga ia kembali kepada kerajaannya diluar bumi. Ia justru dikejar oleh para
tetua Yahudi karena dianggap telah menyimpang dan mengganti hukum Taurat Musa
dengan ajaran barunya, bahkan Yesus sendiri menolak untuk menghakimi dunia
karena kerajaannya bukan dari dunia ini :
“Jawab Yesus : “Kerajaanku bukan dari dunia ini; jika
kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini”. (Injil
Yohanes : 18 : 36)
“Sebab Allah mengutus anak-Nya kedalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh dia”. (Injil Yohanes :
3 : 17)
Jadi, jika
Yesus dianggap Kristus, maka ia berfungsi sebagai Sang Penebus Dosa saja. Kenyataan ini telah dilakukannya
dengan “dianggap
mati ditiang salib terkutuk” sebagai tanda bahwa ia benar-benar diakui oleh umat Yahudi purba dan umat Kristiani sesudahnya sebagai
penebus dosa. Ini dinamakan “senjata memakan tuannya”, karena ia diakui umat Yahudi purba dan
Kristiani sebagai pembawa ajaran penebus dosa, sehingga ia sendiri yang menjadi
korbannya walaupun pada dasarnya ia sediri tidak rela dijadikan sebagai orang
yang mati ditiang salib terkutuk, karena ia merasa tidak pernah melakukan
kesalahan yang mengakibatkan dirinya harus menerima hukuman mati ditiang salib
bersama para penjahat di bukit Golgota (Ingat jeritannya ditiang salib sebelum mati).
Maka, sesuai
fungsi kata Kristus diatas, muncullah
agama Kristen dan tidaklah mengherankan
apabila mereka mengakui Yesus sebagai oknum TRINITAS sebagai Sang
Penebus Dosa. Ada 2 makna yang terkandung dalam kejadian penyalibannya :
1. Ia diakui mati ditiang salib sebagai
tanda ia telah menebus dosa seluruh umat manusia secara umum yang telah melampaui
batas hukum Alloh SWT di dalam Taurat Musa. Manusia secara umum yang dimaksudkan adalah manusia yang hidup
sebelum Yesus hadir ke dunia hingga pada masa Yesus sebelum menghembuskan nafas
terakhir di tiang salib terkutuk. Jadi, Yesus hanya menebus dosa-dosa orang
yang hidup ketika sepeninggal Musa hingga orang yang dilahirkan sebelum Yesus
meninggal dunia saja, bukan orang yang dilahirkan sesudah ia meninggal dunia.
Dan ini berlaku untuk segala bangsa yang hidup pada waktu itu saja.
2. Ia diakui mati ditiang salib sebagai
tanda ia menebus dosa seluruh umat manusia secara khusus yang telah melanggar
hukum Alloh SWT di dalam Taurat Musa dan kitab para nabi yang lain. Manusia secara khusus yang dimaksudkan
adalah seluruh bangsa Israel (umat Musa dan para nabi Alloh SWT), yang hidup sebelum Yesus lahir hingga
sebelum Yesus menghembuskan nafas terakhir ditiang salib terkutuk saja. Jadi,
Yesus hanya menebus dosa-dosa Israel yang hidup sebelum Musa yaitu umat para
nabi Alloh SWT sebelum Musa hingga orang yang dilahirkan sebelum Yesus mati
saja, bukan orang yang dilahirkan sesudah ia meninggal dunia. Hal ini berlaku
hanya untuk bangsa Israel yang hidup pada waktu itu saja, bukan untuk bangsa
lainnya yang hidup sesudahnya.
Sedangkan
Muhammad SAW adalah Kristus yang berfungsi sebagai Juru Selamat. Kenyataan ini telah diketahui bersama
bahwa Muhammad SAW diutus sebagai Nabi dan Rasul kepada seluruh bangsa. Ajarannya
bukan penebusan dosa tetapi Juru Selamat dengan sebutan Rahmatan Lil ‘Alamin (Pembawa Rahmat Tuhan kepada seluruh alam semesta) yang tidak terbatas kepada satu masa
dan satu kaum saja (Lihat perjanjian Alloh SWT dengan Ismail dalam Injil Kejadian).
Sesuai dengan
fungsi kata Kristus diatas, maka muncullah
agama Islam yang berarti berserah
diri kepada Alloh SWT untuk mendapatkan keselamatan. Maksudnya, orang yang mau mengikuti
Muhammad SAW dengan melaksanakan semua ajarannya dan menyerahkan diri
sepenuhnya (tunduk/
patuh) kepada Alloh
SWT, pasti akan hidup terhormat dan selamat. Jadi, makna Islam adalah jalan
keselamatan.
Maka, Kristus Sejati (Al-Masih Al-Kubro) yang manjadi terang dunia pada hakikatnya adalah Muhammad
SAW. Beliau merupakan orang suci, keturunan Ismail (putra pertama)
Ibrahim putra Terah (moyang bangsa Israel). Ia juga satu-satunya nabi
dan rasul Alloh SWT yang diutus diluar bangsa Israel, yang dilahirkan setelah
Yesus naik ke surga.
Adapun nubuatan (ramalan tanda kenabian) yang menunjukkan Kristus Sejati (Al-Masih Al-Kubro) itu adalah Muhammad SAW sebagaimana tersebut dalam Kitab
nabi Yesaya disebutkan :
“Maka bagimu
penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termaterei, apabila
itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan : “Baiklah baca
ini,” maka ia akan menjawab :” Aku tidak dapat, sebab kitab itu
termaterei”.“Dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat
membaca dengan mengatakan : “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab :” Aku
tidak dapat membaca”. (Kitab Yesaya : 29 : 11).
Hal ini sangat sesuai dengan keadaan Muhammad
SAW ketika pertama kali malaikat Jibril datang kepadanya untuk menyampaikan
wahyu pertama. Beliau ketakutan dan bergetar seluruh tubuhnya seraya berkata “Aku
tidak dapat membaca”, sebagaimana ayat berikut :
“Yaitu
orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang Ummi (Buta huruf/ buta baca-tulis),
yang namanya mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada disisi
mereka”. (Al-A’raff : 157).
Kedua ayat yang berbeda diatas menunjukkan
bahwa seluruh nabi dan rasul Alloh SWT yang telah diutus kedunia ini dapat
membaca dan menulis, hanya rasul Muhammad SAW saja satu-satunya utusan Alloh
SWT yang buta baca-tulis. Yesus adalah orator ulung yang pandai membaca dan
menulis sehingga ia tidak pernah kalah dalam perdebatan dengan penatua Yahudi,
sedangkan Muhammad SAW banyak diam dari pada banyak bicara. Buktinya, Yesus
telah membacakan ayat-ayat dari kitab nabi Yesaya di Nazaret sebagai berikut :
“Ia datang ke Nazaret tempat ia dibesarkan, dan menurut kebiasaannya pada hari
Sabat ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Al-Kitab.
Kepadanya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukanya, ia menemukan nas,
dimana ada tertulis...”.
(Injil Lukas : 4 : 16-17)
Dalam Injil Matius disebutkan :
“Pada waktu itu
tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan
:Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat ! Sesungguhnya dialah yang
dimaksudkan oleh nabi Yesaya ketika ia berkata : “Ada suara orang yang
berseru-seru di padang gurun : Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, Luruskanlah
jalan bagi-Nya”. (Injil Matius : 3 : 1-3).
Dalam
ayat ini telah tampak adanya kata ganti orang ketiga “dia” pada kalimat “dialah”
yang ditulis dengan menggunakan huruf d (kecil) yang menandakan bahwa
orang tersebut adalah Muhammad SAW dan bukan sekali-kali Yesus. Apabila yang
dimaksudkan dia adalah Yesus maka kata ganti tersebut seharusnya ditulis
dengan D (besar/ kapital) seperti yang telah tertulis di dalam Al-Kitab
terbitan LAI (Lembaga Al-Kitab Indonesia) ini, yaitu segala yang merujuk kepada
Tiga Oknum Trinitas pasti menggunakan kata ganti dengan huruf kapital (Besar).
Apakah hal ini merupakan kesalahan cetak/ penerjemahnya yang bingung maksudnya/
disengaja begitu atau memang asli seperti ini?
Namun terlepas dari hal itu, sebenarnya ayat
ini merupakan nubuatan (ramalan tentang kejadian dimasa depan) bagi Muhammad
SAW. Berikut 4 peristiwa penting yang
menandakan akan datangnya Muhammad SAW :
a)
Bertobatlah : menunjukkan betapa pentingnya pertobatan
dan pengampunan, inilah ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan bukan
sekali-kali Yesus. Nabi Muhammad SAW mengajarkan pengampunan berasal dari
pertobatan kepada Alloh SWT dari segala kesalahan dan dosa, sedangkan Yesus
mengajarkan pengampunan berasal penebusan dosa dan bukan berasal dari
pertobatan sehingga ia sendiri yang jadi korbannya.
b) Kerajaan
Sorga : menjelaskan bahwa Muhammad SAW akan membawa seluruh hukum
(Syari’at) agama sebagai kemuliaan dan kesempurnaan surgawi yang diturunkan
dalam bentuk Kitab Suci Al-Qur’an. Maka kerajaan surgawi tersebut adalah
kerajaan Islam, sehingga Yohanes Pembaptis memerintahkan agar semua Umat
Nasrani segera bertobat dan mengakui serta mengikuti ajaran nabi keselamatan
(Messias yang asli) tersebut.
c) Sudah
dekat : maksud sebenarnya yaitu jarak datangnya Muhammad SAW dan kerajaan
surgawi itu sudah semakin dekat yaitu sekitar ± 300 tahun saja. Hal ini
diungkapkan oleh Yohanes karena Yohanes dan Yesus hidup dizaman yang sama,
sedangkan Muhammad SAW dan kerajaan surgawi itu akan datang sesudah mereka
berdua, sebagaimana termaktub “Akan tetapi Messias itu akan datang sesudah aku,
seorang utusan dari Alloh SWT untuk seluruh dunia yang karenanya Alloh SWT
telah menciptakan dunia ini”. (Injil Barnabas : 82 : 18)
d) Ada suara orang berseru-seru di gurun : maksudnya bahwa orang tersebut adalah Muhammad SAW yang berdakwah
menyampaikan ajarannya di padang gurun. Kita tidak pernah menemukan adanya
seorang nabi pun yang berdakwah di padang gurun tandus selain nabi Muhammad SAW
saja. Yesus tidak pernah menyebarkan ajarannya di padang gurun.
E.
Adapun Nubuatan bagi Yesus menurut Al-Kitab :
a)
Dalam Zakharia “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion,
bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem ! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia
adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai
beban yang muda”.( Kitab Zakharia : 9 : 9)
b)
Dalam Matius “Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu
mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya”. (Injil
Matius : 21 : 7)
Kedua ayat tersebut
menunjukkan nubuatan bagi Yesus, karena Muhammad SAW tidak pernah datang ke
Yerusalem mengendarai keledai untuk menyebarkan ajaran Al-Qur’an dan juga
kehidupan beliau hanya di sekitar wilayah Makkah dan Madinah saja. Sedangkan
Yesus memang berada di wilayah Yerusalem yang beragama Yahudi keturunan Israel.