13 January 2015

18 Tahun Yesus Hilang Dari Injil Kanonik


MENJAWAB JEDA 18 TAHUN
KEKOSONGAN SEJARAH & AKTIFITAS YESUS DALAM INJIL

Telah diketahui bahwa ada kekosongan episode dalam sejarah perjalanan hidup Yesus. Hal ini juga telah memunculkan berbagai macam teori dan dugaan yang mencoba menjawab dengan berbagai dalil dan alasan, bahkan banyak sekali diantaranya yang saling bertentangan. Artikel pendek ini berusaha menggali informasi tentang itu dengan cara mencermati tiap teks periskop Perjanjian Baru guna menjawab masalah tersebut.

Akar masalahnya berawal dari hilangnya/ terputusnya kisah hidup Yesus dalam Injil (Perjanjian Baru). Sebelum hilang, Yesus muncul dalam Injil ketika berusia 12 tahun di Bait Allah Yerusalem sedang berdiskusi dengan para Rabbi Yahudi tentang masalah agama. Setelah peristiwa itu, kisahnya hilang dan muncul kembali di usia 30 tahun untuk mendakwahkan Injilnya sampai ia tersalib di bukit Golgotta.

Disini terlihat ada jeda waktu kosong selama 18 tahun, yakni mulai usia 12 tahun hingga 30 tahun. Karena jeda waktu kosong selama 18 tahun itulah, banyak dugaan dan spekulasi yang telah diajukan oleh para sarjana pakar Bibel untuk menjawab “Apa yang dilakukan Yesus dan kemanakah Yesus selama masa jeda 18 tahun tersebut”. Diantara jawaban spekulatif yang telah diajukan : Yesus pergi mengembara ke tempat lain dimana suku Israel berada, Yesus pergi ke luar Palestina seperti ke Roma – Mesir – India – Iraq (Ur Kasdim), Yesus berada di Bait Allah dan belajar Kitab Taurat dan Mazmur (Kitab Zabur) dan lain sebagainya. Menurut pendapat penulis, jawaban yang tepat adalah :

1.    Apa yang dilakukan Yesus selama masa jeda 18 tahun tersebut ? Yesus menjalani rutinitas sehari-hari secara wajar.

2.    Kemanakah Yesus selama masa jeda 18 tahun ? Yesus tidak pergi kemana-mana, ia berada di Nazaret bersama Ibu & Yusuf “ayah angkatnya”.

Pada dasarnya, tidak ada satupun bukti kuat dalam Perjanjian Baru kecuali di Injil Lukas 2 : 51-52 “lalu ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibunya menyimpan semua perkara itu didalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya dan besarnya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”.

Musa As & Yesus As Menubuwatkan Muhammad SAW Yang Dijanjikan Allah

 A.  Isyarat tentang Utusan yang dijanjikan

Siapakah utusan yang dijanjikan Alloh kepada umat manusia, merupakan salah satu hal yang amat banyak dan pelik untuk dibahas setuntasnya. Namun, bukan berarti hal ini tidak dapat dipecahkan. Telah banyak artikel yang membahas tentang masalah ini. Disini, penulis akan membeberkan sejumlah bukti hasil kajian sederhana melalui antar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Utusan yang dijanjikan Alloh pada dasarnya adalah seorang nabi & rasul agung yang memiliki kedudukan teramat istimewa diantara semua para nabi & rasul Alloh yang telah diutus bagi umat manusia. Dialah yang disebut Al-Masih Al-Kubro, seorang hamba mulia dan saleh, penutup para nabi utusan Alloh.

Dalam artikel ini, penulis berpendapat bahwa utusan yang dijanjikan Alloh itu ialah nabi Muhammad SAW. Alloh memberikan kriterianya langsung kepada Nabi Musa, sebagaimana termaktub dalam Kitab Perjanjian Lama :

“Seorang nabi akan Ku-bangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Ku-perintahkan kepadanya”. (Kitab Ulangan : 18 : 18)

Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Yesus dalam Kitab Perjanjian Baru berikut ini :

“...dan aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-ku...”. (Injil Lukas 24 : 49)

“………Sebab jikalau aku tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus dia kepadamu ”. (Injil Yohanes : 16 :7)

“Dan kalau ia datang, ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”.
(Injil Yohanes : 16 : 8)

Kutipan kriterianya dalam Injil Apokrip (terlarang) Barnabas juga menyatakan :

“Dan Ia akan membawa berita-berita benar, dan agamanya (Rasul/ Messias Sejati itu) tidak berkesudahan”. (Injil Barnabas : 42 : 17)

“Sesungguhnya aku katakan kepadamu, bahwa setiap nabi apabila ia datang, maka ia akan membawa pertandaan rahmat Alloh itu hanya kepada satu umat saja. Dari sebab itu uraian-uraian mereka tidak melintasi (keluar batas)  masyarakat yang mereka diutus kepadanya. Akan tetapi Rasul Alloh itu apabila datang, ia akan dikaruniai Alloh suatu yang merupakan cincin stempel (Khotam) ditangannya. Maka ia akan membawa keselamatan dan rahmat bagi umat-umat bumi yang menerima ajarannya”. (Injil Barnabas : 43 : 13-16)

“Yesus menjawab : “Sesungguhnya nama Messias itu ajaib, karena Alloh sendiri yang memberikan nama itu, dikala Alloh menciptakan rohnya dan meletakkannya disuatu tempat yang terindah dilangit. Alloh berfirman : “Sabarlah wahai Muhammad , karena untukmu Aku akan menciptakan surga dan dunia serta jumlah yang besar dari makhluk-makhluk yang Ku-karuniakan kepadamu, sehingga siapa yang memberkahi engkau, menjadi berkat dan yang mengutuk engkau menjadi terkutuk. Kemudian apabila Aku mengutusmu kedunia, Aku akan jadikan engkau Rasul-Ku untuk keselamatan, dan kalimatmu itu akan menjadi benar, sehingga langit dan bumi bisa lemah tetapi imanmu tidak akan menjadi lemah sama sekali. Bahwa nama yang diberkahi itu adalah Muhammad. Disaat itu khalayak ramai meneriakkan : “Ya Alloh, utuslah Rasul-Mu itu kepada kita, wahai Muhammad marilah selekasnya untuk keselamatan dunia”.(Injil Barnabas : 97 : 15-19)

“Maka manakala Adam menoleh terlihat olehnya sebuah tulisan diatas pintu “Tiada Tuhan selain Alloh SWT, Muhammad (yang Terpuji itu) Rasul Alloh”. (Injil Barnabas : 41 : 33)

“Dan tatkala kulihat dia, penuhlah aku dengan rasa terhibur kataku : Ya Muhammad, semoga Alloh besertamu dan menjadikan aku layak untuk membuka tali kasutmu”.
(Injil Barnabas : 44 : 30)

Nabi yang dimaksudkan Kitab Ulangan : 18 : 18 diatas adalah nabi yang datang dari keturunan tiga putra Ibrahim (Abraham) yaitu Ismail (dari Isteri yang bernama Hagar) yang menurunkan bangsa Arab, Ishak (dari Isteri yang bernama Sarai) yang menurunkan bangsa Israel dan Zimran (dari Isteri yang bernama Ketura) yang menurunkan Bangsa Aria di Tanah Hindustan.

Adapun nabi dan rasul yang dilahirkan diluar lingkungan (wilayah) bangsa Israel (bangsa yang berhubungan erat dengan penyebaran dan perkembangan agama Yahudi dan Kristen dimasa purba) adalah Muhammad SAW yang berbangsa Arab dari keturunan Ismail. Kalimat “dari antara saudara mereka” merujuk kepada bangsa Arab keturunan Ismail, kakaknya Ishak. Kalimat “seperti engkau ini” berarti nabi yang dimaksudkan sama halnya seperti nabi Musa yang menerima wahyu ini. Lalu Kalimat “Aku menaruh firman-Ku dalam mulutnya” berarti bahwa dari mulut nabi tersebut akan keluar firman Alloh SWT. Kriteria ini sesuai dengan Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan firman Alloh SWT dalam Al-Qur’an, sedangkan Yesus diakui umat Kristiani sebagai Firman itu sendiri :

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. (Injil Yohanes : 1 : 1).

B.  Kesamaan Muhammad SAW dengan Musa dan perbedaan keduanya dengan Yesus :

1.    Musa dilahirkan dari seorang bapak dan ibu yaitu Amram dan Yokhebed berikut ”Dan Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa baginya”. (Kitab Keluaran : 6 : 19), Muhammad SAW pun dilahirkan dari seorang bapak dan ibu yang bernama Sayyid Abdullah dan Sayyidati Aminah, sedangkan Yesus hanya dilahirkan dari seorang gadis suci yang bernama Maria dan berbapak Roh Kudus seperti berikut “Kata malaikat itu kepadanya : “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau akan beroleh kasih karunia dihadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamainya Yesus”. (Injil Lukas : 1 : 30-31)

2.   Musa melakukan perkawinan dan mempunyai anak “Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, maka Musa menamainya Gersom, sebab katanya: “Aku telah menjadi sorang pendatang di negeri asing”.(Kitab Keluaran : 2 : 22), Muhammad SAW juga melakukan perkawinan dan mempunyai banyak anak yang diantaranya bernama Saiyyidati Fathimah ra, sedangkan Yesus tidak kawin sehingga tidak mempunyai keturunan, sebab ia selalu dikejar-kejar oleh para penatua Yahudi untuk dibunuh.

3.   Musa telah meninggal dunia dengan wajar dan makamnya ditanah Moab “Dan dikuburkanyalah dia disuatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor….”.(Kitab Ulangan : 34 : 6), Muhammad SAW juga meninggal dunia dengan wajar dan makamnya di Madinah, sedangkan kematian Yesus sangat misterius dan makamnya pun tidak diketahui pasti dengan alasan beliau telah diangkat ke sorga :“Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga ”.(Injil Lukas : 24 : 51)

4.  Musa menghadap Alloh SWT secara langsung “Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit diantara orang Israel”. (Kitab Ulangan : 34 : 10), Muhammad SAW juga menghadap Alloh SWT langsung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj di Mustawa untuk menerima perintah sholat 5 waktu, sedangkan Yesus tidak pernah bertemu muka dengan Tuhan Allah, sebab diyakini oleh umat Kristen Katolik bahwa dia adalah Tuhan sekaligus firman yang hidup itu sendiri (Yesus adalah Injil itu), sebagaimana berikut “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. (Injil Yohanes : 1 : 1). “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas”. (Injil Yohanes : 3 : 34).

5.  Musa jelas memiliki syari’at (Undang-undang/ peraturan agama) berdasarkan Kitab Suci Taurat yang terkenal dengan 10 perintah Tuhan yang diataranya kewajiban meng-Esa-kan Tuhan Alloh SWT, larangan membuat patung dan lain-lain (lihat Kitab Keluaran : 20 : 1-17), Muhammad SAW memiliki syari’at jelas berdasarkan Kitab Suci Al-Qur’an, sedangkan Yesus memiliki Injil yang menggenapkan atau melanjutkan syari’at Musa :“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”.(Injil Matius : 5 : 17).

6.  Musa berjuang Jasmani dan Rohani (mengangkat senjata secara fisik dalam menghadapi lawannya ketika membawa keluar seluruh keluarga Israel dari perbudakan Fir’aun di Mesir), Muhammad SAW juga terkenal sebagai pejuang dan panglima tertinggi militer dalam puluhan medan peperangan yang terjadi, sedangkan Yesus hanya menggunakan senjata Rohani saja tanpa berperang secara fisik.

7.  Musa diakui umatnya (Bangsa Yahudi Israel) sebagai nabi & rasul Alloh SWT dan pemimpin mereka, Muhammad SAW diakui umatnya (Kaum Muslimin) sebagai nabi & rasul Alloh SWT dan pemimpin, sedangkan Yesus tidak diakui umatnya (bangsa Israel) sebagai nabi & rasul dan pemimpin, bahkan ia dibunuh di tiang kayu salib “Terkutuk” dibukit Golgota (bukit tengkorak : bukit yang digunakan untuk menghukum mati para narapidana kelas kakap).

8.  Musa dan Muhammad SAW diakui oleh umatnya sebagai nabi dan rasul Alloh SWT, sedangkan Yesus diakui umat Kristen Katolik sebagai “Anak Alloh SWT” dalam ayat : “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. (Injil Yohanes : 1 : 14). “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an”. (Kolose : 2 : 9)

9.   Muhammad SAW membawa bendera Islam ke segala pelosok negeri, Musa membawa bendera agama Yahudi, sedangkan Yesus tidak pernah menyatakan diri membawa bendera Kristen.

10.     Muhammad SAW adalah panglima militer pada puluhan medan perang, Musa mengangkat pedang untuk membebaskan kaum Israel yang menjadi budak Fir’aun di Mesir selama berabad-abad lamanya, sedangkan Yesus memilih berpindah tempat dari pada mengangkat pedang.

11.     Muhammad SAW dan Musa adalah pemimpin besar yang arif dan bijaksana dari dua bangsa besar, sedangkan Yesus tidak mau diangkat menjadi pemimpin pada waktu memberi makan 5000 orang, sebagaimana berikut : “Karena Yesus Tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri”.(Injil Yohanes : 6 : 15)

C.  Berikut ini kesamaan Musa dengan Yesus sebagaimana yang termaktub dalam Al-Kitab :

1.  Dimasa kanak-kanaknya, Musa terancam dengan pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh Fir’aun beserta tentaranya, begitu juga Yesus dimasa kanak-kanaknya terancam pembunuhan besar-besaran oleh Herodes (Penguasa Galilea).

2. Pada masa kanak-kanaknya, Musa dilindungi Fir’aun, begitu juga Yesus dilindungi Yusuf, suami Maria (ayah angkatnya).

3.  Di masa kanak-kanaknya, Musa hidup (berada) diluar daerah tanah kelahirannya yaitu di Mesir, begitu juga Yesus dimasa kanak-kanaknya dalam pelarian bersama ibu dan bapak angkatnya di Mesir.

4.    Dalam menjalankan karirnya sebagai utusan Alloh SWT, Musa dibekali dengan kitab suci Taurat dan Mu’jizat, begitu pula Yesus yang dibekali dengan kitab suci Injil dan Mu’jizat.

5.    Musa telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan penguasa Mesir (raja Fir’aun) selama beratus-ratus tahun, begitu pula Yesus telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dosa.

Kesamaan tersebut hanya sebuah gambaran sekilas yang tidak menampakkan indikasi bahwa Kristus itu Yesus, karena tidak ada spesifikasi dari persamaan dengan persyaratan seorang Messias sejati kecuali beberapa saja, yaitu :

1.    Sebagai utusan terakhir dari Alloh SWT (Yesus adalah utusan terakhir dari Alloh SWT bagi bangsa Israel, Muhammad SAW adalah utusan terakhir dari Alloh SWT kepada seluruh umat manusia).

2.    Dibekali dengan Mu’ jizat yang sama-sama luar biasa (Yesus dibekali Kitab Suci Injil, Yesus dapat menyembuhkan penyakit sopak/ kusta lepra dan kebutaan, menghidupkan orang mati, mengusir roh jahat, diangkat ke sorga yang hingga kini belum turun kembali ke dunia, memperbanyak makanan, sedangkan Muhammad SAW dibekali dengan peristiwa Isra’ Mi’raj (naik ke langit) untuk bertemu dengan Alloh SWT langsung dan menerima perintah sholat 5 waktu, membelah bulan, dibekali Kitab suci Al-Qur’an yang kekal tanpa ada perubahan, memperbanyak makanan, mengusir roh jahat, mendatangkan bala tentara Malaikat dll).

3.    Menerima wahyu dari Alloh SWT melalui malaikat Gabrielle/ Jibril.

D.  Tanda Messias Sejati (Al-Masih Al-Kubro) yang merujuk kepada Muhammad SAW :

Yesus telah mengisyaratkan bahwa Messias Sejati (Al-Masih Al-Kubro) tersebut akan datang sesudah ia pergi (naik kehadapan Bapa) dengan jelas :

“...dan aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-ku...”. (Injil Lukas 24 : 49)
“…Sebab jikalau aku tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus dia kepadamu ”. (Injil Yohanes : 16 :7)

Yang dimaksud “seorang penghibur” oleh Yesus adalah seorang nabi sekaligus rasul dengan tugasnya yang lebih berat dari Yesus sendiri dan kalimat berita yang disampaikan olehnya lebih indah dan keterangannya juga amat jelas dan lugas, sehingga membuat seluruh yang mendengarkan perkataannya akan terpesona dan takluk kepada perintahnya. Hal ini tidak mungkin merujuk kepada Yesus karena Yesus sendiri yang mengatakan bahwa penghibur itu datang sesudah ia pergi. Itu berarti bahwa penghibur itu bukanlah dia. Keterangan Yesus pun rumit sehingga jarang orang dapat memahami perkataannya. Ia selalu menggunakan ibarat-ibarat dalam menjelaskan segala sesuatu seperti pengakuannya berikut :

“Semuanya ini kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu”.
(Injil Yohanes : 16 : 25)

“Sekarang kami tahu, bahwa engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepadamu. Karena itu kami percaya, bahwa engkau datang dari Allah”. (Injil Yohanes : 16:30)

Adapun Muhammad SAW adalah seorang yang tidak menggunakan kata kiasan dalam berbicara, sehingga mudah dimengerti oleh umatnya, beliau digelari dengan LISANUL ‘ARABY (pengguna bahasa Arab yang paling fasih). Tugas Messias Sejati (Al-Masih Al-Kubro) sangat berat yaitu menginsafkan dunia dari dosa. Maksudnya, dengan mengajarkan bahwa Alloh SWT Maha Pengampun dan beribadah yang benar hanyalah kepada Alloh SWT Yang Maha Esa saja, sebagai tanda pertobatan dan bukan penebusan dosa. Hal ini dapat tercermin pada ayat berikut :

“Dan kalau ia datang, ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”.
(Injil Yohanes : 16 : 8)

Muhammad SAW selalu mengajak umatnya untuk beristighfar (meminta ampunan dari Alloh SWT) setelah melakukan kesalahan ataupun kekhilafan dan menyadarinya dengan sepenuh hati bahwa ia telah berbuat salah/ dlolim serta tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut, sedangkan Yesus mengajarkan penebusan dosa sehingga ia disalib hingga dianggap tewas sebagai Penebus Dosa.

Penghakiman yang dilakukan Muhammad SAW dilaksanakan dengan baik dan mengagumkan dunia, yaitu dengan mendirikan pemerintahan yang sesuai dengan aturan Al-Qur’an sehingga adil dan tidak menyimpang dari ajaran Alloh SWT yang telah mengutusnya. Adapun Yesus tidak mampu menegakkan hukum yang adil karena kerajaannya tidak berada di bumi sehingga ia kembali kepada kerajaannya diluar bumi. Ia justru dikejar oleh para tetua Yahudi karena dianggap telah menyimpang dan mengganti hukum Taurat Musa dengan ajaran barunya, bahkan Yesus sendiri menolak untuk menghakimi dunia karena kerajaannya bukan dari dunia ini :

“Jawab Yesus : “Kerajaanku bukan dari dunia ini; jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini”. (Injil Yohanes : 18 : 36)

“Sebab Allah mengutus anak-Nya kedalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh dia”. (Injil Yohanes : 3 : 17)

Jadi, jika Yesus dianggap Kristus, maka ia berfungsi sebagai Sang Penebus Dosa saja. Kenyataan ini telah dilakukannya dengan “dianggap mati ditiang salib terkutuk” sebagai tanda bahwa ia benar-benar diakui oleh umat Yahudi purba dan umat Kristiani sesudahnya sebagai penebus dosa. Ini dinamakan “senjata memakan tuannya”, karena ia diakui umat Yahudi purba dan Kristiani sebagai pembawa ajaran penebus dosa, sehingga ia sendiri yang menjadi korbannya walaupun pada dasarnya ia sediri tidak rela dijadikan sebagai orang yang mati ditiang salib terkutuk, karena ia merasa tidak pernah melakukan kesalahan yang mengakibatkan dirinya harus menerima hukuman mati ditiang salib bersama para penjahat di bukit Golgota (Ingat jeritannya ditiang salib sebelum mati).

Maka, sesuai fungsi kata Kristus diatas, muncullah agama Kristen dan tidaklah mengherankan apabila mereka mengakui Yesus sebagai oknum TRINITAS sebagai Sang Penebus Dosa. Ada 2 makna yang terkandung dalam kejadian penyalibannya :

1.    Ia diakui mati ditiang salib sebagai tanda ia telah menebus dosa seluruh umat manusia secara umum yang telah melampaui batas hukum Alloh SWT di dalam Taurat Musa. Manusia secara umum yang dimaksudkan adalah manusia yang hidup sebelum Yesus hadir ke dunia hingga pada masa Yesus sebelum menghembuskan nafas terakhir di tiang salib terkutuk. Jadi, Yesus hanya menebus dosa-dosa orang yang hidup ketika sepeninggal Musa hingga orang yang dilahirkan sebelum Yesus meninggal dunia saja, bukan orang yang dilahirkan sesudah ia meninggal dunia. Dan ini berlaku untuk segala bangsa yang hidup pada waktu itu saja.

2.    Ia diakui mati ditiang salib sebagai tanda ia menebus dosa seluruh umat manusia secara khusus yang telah melanggar hukum Alloh SWT di dalam Taurat Musa dan kitab para nabi yang lain. Manusia secara khusus yang dimaksudkan adalah seluruh bangsa Israel (umat Musa dan para nabi Alloh SWT), yang hidup sebelum Yesus lahir hingga sebelum Yesus menghembuskan nafas terakhir ditiang salib terkutuk saja. Jadi, Yesus hanya menebus dosa-dosa Israel yang hidup sebelum Musa yaitu umat para nabi Alloh SWT sebelum Musa hingga orang yang dilahirkan sebelum Yesus mati saja, bukan orang yang dilahirkan sesudah ia meninggal dunia. Hal ini berlaku hanya untuk bangsa Israel yang hidup pada waktu itu saja, bukan untuk bangsa lainnya yang hidup sesudahnya.

Sedangkan Muhammad SAW adalah Kristus yang berfungsi sebagai Juru Selamat. Kenyataan ini telah diketahui bersama bahwa Muhammad SAW diutus sebagai Nabi dan Rasul kepada seluruh bangsa. Ajarannya bukan penebusan dosa tetapi Juru Selamat dengan sebutan Rahmatan Lil ‘Alamin (Pembawa Rahmat Tuhan kepada seluruh alam semesta) yang tidak terbatas kepada satu masa dan satu kaum saja (Lihat perjanjian Alloh SWT dengan Ismail dalam Injil Kejadian).

Sesuai dengan fungsi kata Kristus diatas, maka muncullah agama Islam yang berarti berserah diri kepada Alloh SWT untuk mendapatkan keselamatan. Maksudnya, orang yang mau mengikuti Muhammad SAW dengan melaksanakan semua ajarannya dan menyerahkan diri sepenuhnya (tunduk/ patuh) kepada Alloh SWT, pasti akan hidup terhormat dan selamat. Jadi, makna Islam adalah jalan keselamatan.

Maka, Kristus Sejati (Al-Masih Al-Kubro) yang manjadi terang dunia pada hakikatnya adalah Muhammad SAW. Beliau merupakan orang suci, keturunan Ismail (putra pertama) Ibrahim putra Terah (moyang bangsa Israel). Ia juga satu-satunya nabi dan rasul Alloh SWT yang diutus diluar bangsa Israel, yang dilahirkan setelah Yesus naik ke surga.

Adapun nubuatan (ramalan tanda kenabian) yang menunjukkan Kristus Sejati (Al-Masih Al-Kubro) itu adalah Muhammad SAW sebagaimana tersebut dalam Kitab nabi Yesaya disebutkan :

“Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termaterei, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan : “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab :” Aku tidak dapat, sebab kitab itu termaterei”.“Dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan : “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab :” Aku tidak dapat membaca”. (Kitab Yesaya : 29 : 11).

Hal ini sangat sesuai dengan keadaan Muhammad SAW ketika pertama kali malaikat Jibril datang kepadanya untuk menyampaikan wahyu pertama. Beliau ketakutan dan bergetar seluruh tubuhnya seraya berkata “Aku tidak dapat membaca”, sebagaimana ayat berikut :

“Yaitu orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang Ummi (Buta huruf/ buta baca-tulis), yang namanya mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka”. (Al-A’raff : 157).

Kedua ayat yang berbeda diatas menunjukkan bahwa seluruh nabi dan rasul Alloh SWT yang telah diutus kedunia ini dapat membaca dan menulis, hanya rasul Muhammad SAW saja satu-satunya utusan Alloh SWT yang buta baca-tulis. Yesus adalah orator ulung yang pandai membaca dan menulis sehingga ia tidak pernah kalah dalam perdebatan dengan penatua Yahudi, sedangkan Muhammad SAW banyak diam dari pada banyak bicara. Buktinya, Yesus telah membacakan ayat-ayat dari kitab nabi Yesaya di Nazaret sebagai berikut :

“Ia datang ke Nazaret tempat ia dibesarkan, dan menurut kebiasaannya pada hari Sabat ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Al-Kitab. Kepadanya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukanya, ia menemukan nas, dimana ada tertulis...”.
(Injil Lukas : 4 : 16-17)

Dalam Injil Matius disebutkan :

“Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan :Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat ! Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan oleh nabi Yesaya ketika ia berkata : “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun : Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, Luruskanlah jalan bagi-Nya”. (Injil Matius : 3 : 1-3).

 Dalam ayat ini telah tampak adanya kata ganti orang ketiga “dia” pada kalimat “dialah” yang ditulis dengan menggunakan huruf d (kecil) yang menandakan bahwa orang tersebut adalah Muhammad SAW dan bukan sekali-kali Yesus. Apabila yang dimaksudkan dia adalah Yesus maka kata ganti tersebut seharusnya ditulis dengan D (besar/ kapital) seperti yang telah tertulis di dalam Al-Kitab terbitan LAI (Lembaga Al-Kitab Indonesia) ini, yaitu segala yang merujuk kepada Tiga Oknum Trinitas pasti menggunakan kata ganti dengan huruf kapital (Besar). Apakah hal ini merupakan kesalahan cetak/ penerjemahnya yang bingung maksudnya/ disengaja begitu atau memang asli seperti ini?

Namun terlepas dari hal itu, sebenarnya ayat ini merupakan nubuatan (ramalan tentang kejadian dimasa depan) bagi Muhammad SAW. Berikut  4 peristiwa penting yang menandakan akan datangnya Muhammad SAW :

a)    Bertobatlah : menunjukkan betapa pentingnya pertobatan dan pengampunan, inilah ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan bukan sekali-kali Yesus. Nabi Muhammad SAW mengajarkan pengampunan berasal dari pertobatan kepada Alloh SWT dari segala kesalahan dan dosa, sedangkan Yesus mengajarkan pengampunan berasal penebusan dosa dan bukan berasal dari pertobatan sehingga ia sendiri yang jadi korbannya.

b)  Kerajaan Sorga : menjelaskan bahwa Muhammad SAW akan membawa seluruh hukum (Syari’at) agama sebagai kemuliaan dan kesempurnaan surgawi yang diturunkan dalam bentuk Kitab Suci Al-Qur’an. Maka kerajaan surgawi tersebut adalah kerajaan Islam, sehingga Yohanes Pembaptis memerintahkan agar semua Umat Nasrani segera bertobat dan mengakui serta mengikuti ajaran nabi keselamatan (Messias yang asli) tersebut.

c)  Sudah dekat : maksud sebenarnya yaitu jarak datangnya Muhammad SAW dan kerajaan surgawi itu sudah semakin dekat yaitu sekitar ± 300 tahun saja. Hal ini diungkapkan oleh Yohanes karena Yohanes dan Yesus hidup dizaman yang sama, sedangkan Muhammad SAW dan kerajaan surgawi itu akan datang sesudah mereka berdua, sebagaimana termaktub “Akan tetapi Messias itu akan datang sesudah aku, seorang utusan dari Alloh SWT untuk seluruh dunia yang karenanya Alloh SWT telah menciptakan dunia ini”. (Injil Barnabas : 82 : 18)

d)   Ada suara orang berseru-seru di gurun : maksudnya bahwa orang tersebut adalah Muhammad SAW yang berdakwah menyampaikan ajarannya di padang gurun. Kita tidak pernah menemukan adanya seorang nabi pun yang berdakwah di padang gurun tandus selain nabi Muhammad SAW saja. Yesus tidak pernah menyebarkan ajarannya di padang gurun.

E.  Adapun Nubuatan bagi Yesus menurut Al-Kitab :

a)    Dalam Zakharia “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem ! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda”.( Kitab Zakharia : 9 : 9)

b)   Dalam Matius “Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya”. (Injil Matius : 21 : 7)
Kedua ayat tersebut menunjukkan nubuatan bagi Yesus, karena Muhammad SAW tidak pernah datang ke Yerusalem mengendarai keledai untuk menyebarkan ajaran Al-Qur’an dan juga kehidupan beliau hanya di sekitar wilayah Makkah dan Madinah saja. Sedangkan Yesus memang berada di wilayah Yerusalem yang beragama Yahudi keturunan Israel.