Gambaran sekilas tentang Kerajaan Atlantis
menurut Plato
Atlantis/Atalantis/ Atlantika (dalam bahasa
Yunani: Ἀτλαντὶς
νῆσος,
"pulau Atlas") adalah sebuah pulau legendaris nan
misterius, yang pertama kali disebut-sebut oleh Filosof Yunani kuno Plato dalam
bukunya “Timaeus” dan “Critias”. Atlantis memiliki wilayah mulai
dari Mediteranian hingga Pegunungan Andes di seberang Samudra Atlantis. Dalam
catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang
pilar-pilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang telah menaklukan
Eropa Barat dan Afrika pada 9.000 tahun sebelum Solon (± 9500 SM). Saat itu,
kerajaan Atlantis akan menyerang kerajaan Athena di Yunani, namun tiba-tiba
terjadi gempa bumi yang maha dahsyat yang diiringi oleh banjir besar. Maka,
saat itulah kerajaan Atlantis hancur musnah dan tenggelam ke dasar samudra "hanya
dalam waktu kurang dari satu hari satu malam" saja.
Masih menurut cerita Plato, bahwa Atlantis
adalah sebuah dinasti makmur dengan emas, batuan mulia, dan bergelar ‘mother
of all civilization’. Dinasti sebesar benua itu menguasai sistim pelayaran
(navigasi terbaik), perdagangan, metalurgi, memiliki jaringan irigasi, tata
politik, memiliki pasukan bersenjata serta kehidupannya yang berkesenian (tarian,
teater, musik, dan olahraga). Warga Atlantis yang semula merupakan
orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang Maha Kuasa
kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir disertai letusan gunung
berapi dan gempa bumi maha dahsyat sehingga menenggelamkan seluruh benua itu
tanpa tersisa.
Pada pertengahan dan akhir abad ke-19,
beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari Charles Etienne Brasseur de
Bourbourg, Edward Herbert Thompson, Augustus Le Plongeon menyatakan bahwa
Atlantis berhubungan dengan peradaban bangsa Maya dan bangsa Aztek.
Pada
tahun 1882, Ignatius L. Donnelly mempublikasikan buku karyanya “Atlantis : The
Antediluvian World”. Karyanya ini berhasil membangkitkan minat banyak orang
terhadap benua Atlantis. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai kerajaan Atlantis
dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui manusia,
umumnya berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.
Gambar - Lokasi Atlantis berdasarkan buku Atlantis :
The
Antediluvian World, Ignatius L. Donnelly, 1882 (Gambar sumber Google)
Menurut
Prof. Arysio Nunes Dos Santos (ilmuwan ahli Fisika Nuklir asal Brazil),
bahwa semua bahasa berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa
di dunia sangat maju di pandang dari gramatika dan semantic, contohnya adalah
abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian
integral dari Indonesia.
Sehingga dari Indonesia-lah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian
berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani,
Minoan, Crete, Roma, Inca, Maya, Aztek dan lain-lain. Semua budaya ini mengenal
mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis di berbagai suku bangsa disebut sebagai
Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule,
Tollan, Aztlan, Tluloc dan lain-lain.
Gambar – Benua Atlantis adalah Indonesia
Atlantis berarti Tanahnya Atlas – yaitu negeri
2 Pilar/ Tiang yang diartikan sebagai negeri dengan pegunungan-pegunungan.
Atlantis dikenal mempunyai tanah yang sangat subur, makmur dan berteknologi
tinggi, dengan kota
atau pulau berbentuk lingkaran/cincin yang tersusun antara daratan dan perairan
secara berurutan.
Susunan tersebut dikabarkan berdasarkan
perhitungan matematika yang sangat akurat dan efisien, sehingga tertata dengan
rapi dengan sebuah istana besar nan megah yang berada tepat di pusat kota
sebagai pusat pemerintahan dinasti Atlantis. Pada masa itu, Atlantis dianggap
sebagai kerajaan surga tropis dengan padang yang indah, gunung, metal, berbagai
jenis batu mulia, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat
produktif, istana emas dengan dinding perak tebal, gajah dan bermacam hewan
liar lainnya.
Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis
sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 km, yang lokasinya kebanyakan
pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, melingkupi padang rumput
berbentuk bujur di selatan, terbentang dalam satu arah 3.000 stadia (±600 km), yang
di tengahnya ± 2.000 stadia (400 km). Bangsa Atlantis juga membangun jembatan
ke arah utara dari pegunungan serta membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali
kanal besar ke laut, di samping jembatan dibuat gua menuju cincin batu sehingga
kapal besar dapat lewat dan masuk ke kota
di sekitar pegunungan, mereka juga membuat dermaga dari tembok batu parit.
Setiap
jalan masuk ke kota dijaga dengan gerbang serta
menara dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok di dirikan dari bebatuan merah,
putih, hitam yang berasal dari parit kemudian dilapisi kuningan, timah, dan
orichalcum (perunggu atau kuningan). Bangsa Atlantis telah menaklukkan Libya hingga
Mesir, Eropa hingga Tirenia dan menjadikan penduduknya sebagai budak.
Dari sepenggal kisah diatas, kita
berpikiran bahwa Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat hebat. Berbekal teknologi
dan ilmu pengetahuan tinggi pada waktu itu, sudah mampu menjadikannya sebuah
bangsa yang besar serta mempunyai kehidupan yang makmur.
Tapi, pertanyaan penulis : “Apakah itu
hanya cerita pengantar tidur pada jamannya Plato ataukah Plato memang mempunyai
bukti kuat dan otentik bahwa Atlantis itu memang benar-benar pernah ada dalam
kehidupan nyata di bumi ini ?”.
Berikut ini beberapa catatan para ilmuwan
dan orang-orang yang berusaha membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah
ada.
1. Menurut perhitungan versi Plato, waktu tenggelamnya
kerajaan Atlantis ±11.150 SM (± 9000 SM waktu Mesir purba). Beberapa kali
Plato mengatakan, bahwa keadaan kerajaan Atlantis ini di ceritakan
turun-temurun dan bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir untuk meminta
petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat pada waktu itu. Guru Plato yaitu
Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan bahwa
hal itu adalah nyata, yang nilainya jauh lebih kuat dibandingkan kisah
rekayasa.
Jika Atlantis ini nyata sesuai ungkapan Plato,
maka sejak 12.000 SM silam, manusia telah menciptakan peradaban yang luar biasa.
Namun di manakah dinasti Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam telah banyak orang
yang menaruh minat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun
1960-an, laut Bermuda bagian barat Samudera Atlantik di kepulauan Bahama dan
laut di sekitar kepulauan Florida
pernah ditemukan keajaiban yang menggemparkan dunia secara berturut-turut.
2. Tahun 1968, beberapa penyelam dalam
perjalanan kembali ke kepulauan Bimini sekitar Samudera Atlantik di gugusan
Pulau Bahama, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ternyata ada
sebuah jalan besar. Beberapa penyelam secara bersamaan langsung terjun ke bawah
dan memang benar ternyata ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu
raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu
persegi panjang dan polygon. Besar-kecilnya batu dan ketebalannya tidak sama namun
penyusunannya sangat rapi dengan kontur yang cemerlang. Apakah ini merupakan
jalan posnya kerajaan Atlantis ?
3. Awal tahun ‘70-an, disekitar kepulauan
Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti telah mengambil inti karang
dengan mengebor 800 meter di dasar laut. Dari pembuktian ilmiah ini, diungkapkan
bahwa tempat itu pada masa purba memang sebuah daratan, yang diperkirakan ada pada
12.000 SM silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan
itu, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato. Namun, apakah memang disini
tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis ?
4. Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni
Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah
bangunan kuno maha karya manusia. Apakah ini dibangun oleh bangsa Atlantis ?
5. Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis
dengan menggunakan piranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di
dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda.
Panjang piramida ±300 m dan tingginya ±200 m. Antara puncak piramida dengan
permukaan laut hanya berjarak 100 m. Piramida itu lebih besar dari piramida
Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa sehingga air laut
dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang. Apakah piramida
besar ini dibangun oleh orang-orang Atlantis ? Apakah benar kerajaan Atlantis
pernah menaklukkan Mesir? Apakah bangsa Atlantis yang membawa peradaban
piramida ke Mesir ? Di Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal
dari Mesir ataukah berasal dari kerajaan Atlantis ?
6. Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan
sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga
maut” laut Bermuda. Pada foto yang dibuat
oleh mereka berdua, terlihat adanya dataran, jalan besar vertikal dan
horizontal serta lorong-lorongnya, rumah-rumah beratap kubah, Colloseum besar (gelanggang
aduan binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak
percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang
dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu ?
- Pada awal sampai pertengahan tahun
1950 an, Dr. Paul Kuroda dari University of Arkansas mendeskripsikan adanya kemungkinan
besar munculnya reaktor nuklir secara alami dari dalam kulit bumi
purbakala yang tersembunyi. Kuncinya ialah Isotop dari Uranium yang
disebut U-235, yang biasanya muncul secara alami dalam jumlah sedikit. Kuroda
berpendapat, jika Isotop ini terkumpul dalam jumlah spesifik, maka sudah pasti
reaktor nuklir alami tersebut menjadi kritis, akhirnya akan muncul reaksi fusi
yang mendukung reaksi dirinya sendiri. Reaktor seperti itu saat ini tidak
dapat dihasilkan, karena banyak U-235 alami bumi yang rusak. Akan tetapi, milyaran
tahun lalu terdapat cukup Isotop U-235 untuk mewujudkan ide tersebut.
Kini telah ditemukan bahwa reaksi tersebut
benar-benar terjadi. Pada bulan Mei 1972 di Pierrelatte Uranium Enrichment Facility,
Perancis, melakukan pekerjaan rutin Mass Spectrometry untuk membandingkan
sampel U-F6 dari Tambang Oklo di Gabon - Afrika Tengah. Dari hasil test,
terdapat kejanggalan pada jumlah Isotop U-235 yang seharusnya berkisar 0.7202%,
tetapi pada sample ini ditemukan hanya memiliki 0.7171%. Hal ini telah
menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Kejangalan ini harus punya
penjelasan, karena semua fasilitas penanganan uranium harus diuji secara teliti
agar dapat diketahui secara pasti keberadaan Isotop yang memiliki energi fusi serta
untuk memastikan Isotop-Isotop tersebut tidak disalah gunakan sebagai senjata
pemusnah massal.
Hal ini membuat Commissariat à l’énergie Atomique
(CEA) Perancis mulai penyelidikan serius. Serangkaian pengujian dilakukan
terhadap Uranium yang ditambang di Oklo, namun tetap saja menunjukan kejanggalan
jika dibandingkan dengan Uranium dari sumber lain. Dari hasil penelitian lebih
lanjut terhadap deposit Uranium ini, ditemukan Uranium Ore
dengan ratio U-235 sampai serendah 0.440%. Hilangnya U-235 ini sama persis yang
terjadi dalam reaktor nuklir. Penjelasan yang mungkin ialah Uranium bereaksi
fusi secara alami.
Di dalam penelitian, Ilmuwan Perancis
menemukan bahwa level dari Isotop Uranium tersebut sangat mirip sekali dengan
sisa pembakaran nuklir pada reaktor nuklir termodern. Penemuan reaktor nuklir di
Gabon,
harus diakui merupakan keunggulan peradaban prasejarah. Pertanyaannya, siapa
yang membangun peraban setinggi itu ? Saat ini banyak penafsiran spekulatif dari
para ilmuwan mengenai pertanyaan ini. Diantaranya :
a. Peradaban itu adalah peninggalan makhluk luar
angkasa yang melakukan penyelidikan di bumi.
b. Ada
teroris yang sengaja membuat reaktor nuklir untuk bom kotor.
c. Hasil pembuangan bahan baku nuklir dari pesawat luar angkasa/ sisa
ledakan pesawat luar angkasa.
d. Dahulu kala, memang ada peradaban manusia
prasejarah bertaraf tinggi dan sangat unggul, jauh sebelum peradaban manusia
sekarang.
Dikarenakan penguasaan teknologi atom baru
dilakukan pada waktu beberapa puluh tahun saja, maka dengan adanya penemuan ini
ternyata membuktikan bahwa pada dua miliar tahun lalu sudah ada teknologi yang
peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta sangat memahami cara
penggunaannya.
Hal yang mengherankan kita sekarang ialah “Mengapa
manusia zaman prasejarah telah memiliki teknologi setinggi itu tetapi tidak
bisa mewariskan teknologinya tersebut kepada kita, malah hilang tanpa sebab,
yang tersisa hanya setumpuk jejaknya saja? Sebelum 2 milyar hingga 1 juta tahun
lalu, ternyata ada peradaban manusia termodern. Dalam jeda waktu selama itu, sudah
berapa banyak peradaban yang sedemikian ini musnah ? Betulkah penemuan ini ? Lalu,
kenapa peradaban prasejarah yang telah ditemukan ini memiliki kesamaan dengan
teknologi manusia masa kini ?”.
Di seluruh dunia, ada tempat yang ‘disinyalir’
terdapat bekas-bekas yg diakibatkan oleh ‘ledakan nuklir maha dahsyat’ dari
masa lalu. Hanya saja untuk kasus Oklo mungkin terlalu spekulatif atau bahkan
sensasional.
Selama bertahun - tahun para ilmuwan
mencurigai reruntuhan kota tua Mohenjo-Daroo di Pakistan serta beberapa situs
kuno di Asia Tengah hingga Skotlandia, yang telah memberikan gambaran kuat
bekas ‘bencana nuklir berskala raksasa’.
Dugaan terkuat mengenai kemampuan manusia membuat
nuklir di masa lalu selalu di kaitkan dengan wacana Atlantis-nya Plato sebagai Lost
Civilization. Bahkan para peneliti Mohenjo-Daroo dan beberapa situs kuno di
India
yakin tentang adanya sebuah peradaban purba yang disebut ‘Dinasty Rama’,
yang hancur-lebur akibat perang nuklir berkekuatan sama dari barat yang “diduga
Atlantis”.
Kisah Mahabharata diyakini para peneliti tersebut
berisi mitos pra-sejarah, setidaknya sebagai peninggalan maha-purba tentang kengerian
pertempuran berteknologi tinggi masa lalu dengan gaya bahasa tradisional, yang kemungkinannya
ditulis oleh sisa-sisa survival (bangsa yang dulunya terbelakang adanya, red)
dan mencatat kejadian tersebut dalam kisah oral turun - temurun hingga menjadi
mitos dan tersandikan dalam kisah sastra legendaris.
Seperti Plato yang menceritakan Atlantis secara
tertulis dalam Timaeus-Critias, yang di dengarnya turun-temurun dari cerita
para pendeta Mesir kuno kepada Solon - pendahulu Plato. Maka rumusnya “dari Fakta
– menjadi Sejarah – menjadi Legenda - Menjadi Mitos”.
Kembali ke sejarah - khususnya
Paleontologi, jelaslah bahwa 2 milyar tahun lalu (kalaupun itu memang nyata)
ada sesuatu yang dapat men-generate energi/ reaksi nuklir di bumi,
maka sudah tentu hal itu merupakan kejadian akibat pengaruh eksternal, karna di
duga pada masa 2 milyar tahun yang lalu mamalia bahkan belum ada.
Homo Sapiens (Manusia) diyakini muncul
150.000 tahun lalu dan baru mencapai Eropa sekitar 50.000 tahun lalu. Wacana
kemampuan nuklir pada peradaban yang hilang ini baru menjadi ‘masuk akal’
bila dihubungkan dengan Atlantis di berbagai sumber cerita/catatan sejarah/mitos
pada berbagai kebudayaan, yang kemungkinan terjadi antara 20.000 - 10.000 tahun
lalu (tepatnya dimasa berakhirnya zaman es). Manusia Cro Magnon sudah
menempati gua di Eropa Barat dan menciptakan peradaban berkebudayaan (berkesenian)
pertama di dunia sekitar 25.000 tahun lalu, Amerika dan Amerika Selatan mulai
dihuni sekitar 12.000 tahun lalu.
Dalam rentang waktu 1000-2000 tahun, mungkin
sudah ada peradaban manusia disana yang mencapai teknologi nuklir. Hal ini bisa
terjadi, karena ada sekelompok komunitas manusia yang mendiami wilayah tertentu
dan jauh lebih maju terlebih dulu dari komunitas manusia yang hidup di wilayah lain
yang berbeda. Bangsa Atlantis “ yang diduga mendiami Amerika Selatan hingga
Amerika Tengah”, mungkin saja telah mengalami kemajuan lebih cepat dari komunitas
manusia lainnya di belahan bumi lain - setelah es di Selat Bering yang
menghubungkan Asia dan Amerika Utara mencair, sampai terjadi isolasi antara manusia
yang mendiami Amerika dengan Asia.
Selain itu, wacana peradaban purba berteknologi
nuklir bukan hal baru, dinasti Atlantis hanyalah sebuah kemungkinan yang
uniknya bisa dicari argumentasinya melalui hal-hal yang menjurus kepada fakta
sejarah - sekecil apapun itu.
Apakah ada peradaban Alien atau peradaban
maju pada saat itu ? Karena output yang dihasilkan reaktor nuklir tersebut sama
dengan listrik PLN untuk 1 rumah 900 W, maka kecil kemungkinannya suatu
peradaban memakai sumber daya sekecil itu. Dan juga, reaktor alami itu terletak
di dalam tambang Uranium jauh di bawah tanah. Sumber daya energi sekecil itu mudah
dihasilkan dengan pembakaran kayu, solar, angin, panas bumi atau sumber daya
lain. Dari hasil penelitian, ada bukti kuat sebagai reaktor alami.
Dalam penelitian lain juga menunjukan
hasil yang sama dan pada tanggal 25 September 1972, CEA mengumumkan penemuan
mereka bahwa reaksi nuklir yang dapat mendukung dirinya sendiri terdapat di
bumi ±2 milyar yang lalu. Selanjutnya, reaktor fusi nuklir alami lainnya juga
di temukan di daerah tersebut.
Pada saat ditemukan, para ahli sangat
heran bagaimana reaktor Oklo beroperasi tanpa meledak (melting down).
Selama 150 juta tahun, reaktor tersebut berjalan dengan siklus reaksi setiap 30
menit, dilanjutkan dengan 2,5 jam siklus pendinginan, menghasilkan rata-rata
energi 100 kilowatts, dan perputaran siklus selalu stagnan dalam 30 menit per
siklus, tanpa variasi yang signifikan. Ini merupakan hal yang benar-benar
mengagumkan.
Tetapi penelitian baru-baru ini, telah memecahkan
misteri tersebut dengan menemukan mekanisme regulatornya yaitu air, karena pada
reaktor Oklo deposit Uranium terlalu menyebar, sehingga air dapat meresap masuk
dan bertindak sebagai “neutron moderator” yang dapat memperlambat kumpulan
neutron dengan jumlah cukup untuk menabrak dan memisahkan atom
lain. Saat bereaksi mengakibatkan panas yang sangat tinggi, dan air akan
menguap untuk menghilangkan neutron moderator, lalu menghentikan proses. Lubang
tersebut lambat laun akan terisi air kembali selama masa pendinginan, dan
memulai siklus itu lagi.
Yang lebih mengherankan lagi, limbah
penambangan reaktor nuklir terbatas itu, tidak tersebar luas dalam areal 40 m
di sekitar pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan reaksi nuklir yang
ada, maka teknik penataan tambang reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang.
Hal yang memalukan para ilmuwan sekarang ialah saat ini kita sedang pusing menangani
masalah limbah nuklir.
Sedikitnya telah ada 15 reaktor nuklir
lain yang ditemukan di daerah sekitar Oklo, yang kini diteliti sebagai “Oklo
Fossil Reactors”. Reaktor alami ini memberikan data yang berguna dalam penyimpanan
jangka panjang sisa pembakaran nuklir, dan kemungkinan peningkatan terhadap
reaktor buatan manusia.
8. Yang lebih menghebohkan lagi adalah hasil penelitian
Prof. Arysio Nunes Dos Santos (seorang ilmuwan ahli Fisika Nuklir asal Brazil).
Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah Negara
Indonesia,
yang dulu disebut kerajaan Majapahit. Penelitiannya selama 30 tahun, yang ditulis
dalam “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitife
Localization of Plato’s Lost Civilization”, dia menampilkan 33 perbandingan
seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, cara bertani yang
akhirnya disimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi
sawah yang khas Indonesia,
menurutnya adalah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir,
dan bangunan kuno Aztec di Meksiko. Santos menetapkan bahwa pada masa lalu,
Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka,
Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang
sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi
aktif dan dikelilingi samudera menyatu bernama Orientale, yang terdiri dari
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Menurutnya, ukuran waktu yang diberikan
Plato 11.600 BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan
berakhirnya Zaman Es (Pleistocene), yang juga menimbulkan bencana banjir
dan gempa yang sangat hebat. Bencana dahsyat ini menyebabkan punahnya 70% dari
species mamalia yang hidup saat itu, termasuk dua species manusia purba : Neandertal
dan Cro-Magnon.
Sebelum bencana banjir itu, pulau
Sumatera-Jawa-Kalimantan-Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.
Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, sehingga
menimbulkan sederetan gunung berapi aktif mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, sampai ke Utara hingga ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring
of Fire’.
Menurut Santos, gunung yang berperan penting
pada bencana ini adalah Krakatau dan sebuah
gunung lain (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam
kaitannya dengan kisah-kisah mitologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung,
Gunung Rinjani). Bencana alam beruntun ini dimulai dengan ledakan gunung Krakatau yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri hingga
membentuk sebuah kaldera besar yaitu Selat Sunda yang memisahkan pulau Sumatera
dan Jawa. Letusan ini menimbulkan tsunami yang amat tinggi, menutupi dataran
rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, antara Jawa dan
Kalimantan, antara Sumatera dan Kalimantan. Abu letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke
udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian
besar masih tertutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi
lapisan es, sehingga es mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh
lapisan abu tersebut. Gletser di kutub Utara dan Eropa kemudian meleleh dan
mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami
dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas
dataran rendah Indonesia.
Dataran rendah di Indonesia
tenggelam dibawah laut, tinggal dataran tinggi dan puncak gunung berapi saja.
Tekanan
air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada
lempeng-lempeng benua. Akhirnya, terjadilah letusan gunung berapi selanjutnya
disertai gempa bumi yang dahsyat sebagai efeknya. Akibatnya, berakhirlah Zaman
Es Pleitocene secara dramatis