23 July 2014

LEONARDO DA VINCI


MENGUNGKAP MAHAKARYA MISTERIUS SANG MAESTRO “LEONARDO DA VINCI”



A.     Pendahuluan
Segala puji dan syukur hanya kepada Alloh SWT, Tuhannya alam semesta. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Sang Mesias sejati, serta semoga salam sejahtera juga terlimpah kepada Nabi Yesus As, Sang Perintis Jalan bagi Sang Mesias sejati.
Pada lembar coretan kali ini, penulis ingin mengungkapkan fakta ilmiah yang sedang panas diperbincangkan masyarakat akademisi dunia saat ini dan tentunya dalam perspektif yang berbeda. Fakta itu adalah tentang lukisan karya seorang maestro dunia Leonardo da Vinci dengan judul “Monalisa & The Last Supper” yang diakui moyoritas kalangan akademisi dan pakar sains modern dunia saat ini sebagai mahakarya monumental yang amat misterius. Berikut ini paparan analisis penulis mengenai hal-hal yang bersangkut-paut erat dengan karya-karya tersebut :



 
Gambar : Sang Maestro “Leonardo da Vinci”
( gambar diambil dari www.google.com/gambar)

B.      Mengenal Sosok Leonardo Da Vinci
Leonardo di Ser Piero da Vinci (artinya : Leonardo putra Ser Piero dari kota Vincia)  ini lahir : 15 April 1452 – wafat : 02 Mei 1519 M, merupakan anak dari pasangan Ser Piero Da Vinci dan Caterina yang berasal dari kota Vincia, propinsi Firenze, Italia. Dia adalah seorang pelukis Renaisans Italia, pematung, penemu, peneliti, ahli per­me­sin­an, ahli anatomi, matematika, ahli tumbuhan dan binatang, optik, aerodinamika, musisi handal. Ia belajar tanpa ada batasnya, karena ia tidak bekerja keras, ia hanya “bersenang-senang”. Untuk melukis manusia, ia secara khusus mem­pelajari anatomi tubuh manusia. Ia dikenal sebagai sosok tipe "manusia renaisans & jenius universal”.
Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai seperti Jamuan Terakhir (The Last Supper) dan (Monalisa). Ia juga dikenal karena telah mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat di masa hidupnya, seperti ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, teknik sipil bahkan juga kuliner.
Pada tahun 1476, ia pernah dituduh dalam kasus homoseksual dengan seorang model laki-laki berusia belasan tahun yang bernama Jacopo Saltarelli, sehingga beberapa tahun itu Leonardo selalu berada di bawah pengawasan yang berwenang.
Pada usia belia, ia sudah belajar melukis pada Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze. Ada kabar yang mengisahkan bahwa Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini jauh lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis, Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain.
Pada tahun 1481, Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati (Duke) di sana. Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan flut dan bernyanyi. Kemudian ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma.
Sementara itu, ia juga membantu Raphael dan Michael Angelo dalam merancang Katedral Santo Petrus. Dalam hidupnya, Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatannya sebanyak ±7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tidak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, dikemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran selanjutnya.
Leonardo tidak ingin membuat sebuah karya, tetapi ia ingin menciptakan sebuah mahakarya (A Masterpiece). Sebuah karya seni dengan komposisi warna-warni yang begitu indah dengan detail yang nyaris sempurna seperti aslinya, sehingga semua yang melihatnya akan terpesona dan tersentuh hatinya. Tapi itu bukan yang utama, sebab karyanya tersebut merupakan bentuk persembahannya yang setinggi-tingginya kepada Tuhan. Leonardo ingin membuat karya yang begitu indahnya, sehingga bahkan Tuhan-pun akan senang hati melihatnya. Sepanjang hidupnya, tidak kurang 30 mayat yang ia bedah dan pelajari. Memang sangat menjijikkan, tetapi dengan cara itulah ia mampu menyerap pemahaman tertinggi untuk keagungan karya seni dan pengetahuan, terutama ilmu anatomi manusia dan hewan.
Leonardo mungkin seorang pem­belajar paling gila. Saat mempelajari anatomi, ia suka pergi malam-malam untuk membongkar kuburan dan mengambil mayat orang tidak dikenal yang sudah hampir busuk dan mem­bedahnya. Kadang ia melakukannya di rumah sakit yang memberinya izin. Ia benar-benar ingin tahu mengapa tubuh manusia berbentuk seperti itu. Dengan begitu, ia bisa makin detail dalam membuat lukisannya.
"I have offended God and mankind because my work didn't reach the quality it should have."
Sejak kecil, ia suka membaca di perpustakaan milik ayahnya di Florence. Saat dewasa, Leonardo sudah memiliki perpustakaan sendiri dengan banyak koleksi buku termasuk dari Dante dan Petrarch. Subjeknya juga beragam mulai dari matematika, anatomi, pengobatan, hingga buku-buku tentang peperangan. Dari sana pengetahuannya jadi makin luas dan tajam. Leonardo juga seorang visioner. Ia telah membayangkan mesin terbang seperti helikopter, kendaraan dengan pelindung besi (seperti tank) atau kapal yang bisa bergerak di bawah laut. Ia bahkan mendesain manusia mekanik yang dikenal sebagai Robot Leonardo dan dianggap robot pertama dalam sejarah peradaban modern.
Mahakaryanya cukup banyak, diantaranya yang paling populer adalah lukisan yang bertema Perjamuan Terakhir (The Last Supper) pada tahun 1495-1497 M yang dilukis pada dinding Biara Santa Maria di Milan (kini telah rusak dimakan waktu) dan lukisan Monalisa yang kini terdapat di musium Louvre, Paris. Leonardo da Vinci meninggal di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519 dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastil Amboise, Perancis.
Setelah sepeninggalnya, banyak kalangan berpendapat kuat bahwa ia pernah menjadi orang terkuat dan terpenting (O’pus Dai/ Grand Master/ Imam Besar dalam ritus Yahudi-Sion) disebuah organisasi rahasia bernama “Priory of Sion/ Perkumpulan Rahasia Para Biarawan Sion Yahudi” dengan pasukannya yang disebut Knights Of Templar/ Prajurit Tuhan. Organisasi rahasia ini merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah Kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat.
Rahasia apakah yang dijaga ketat ? diantaranya adalah mengenai siapakah Sang Mesias sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum seperti itu. Dahulu sempat muncul versi kontroversi yang meyakini bahwa Mesias sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis. Hal tersebut tersirat dari seringnya Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi “Anak Allah”. Kemudian juga muncul versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena (katanya perempuan bekas sundal) diperistri oleh Yesus.

 Gambar : Ilustrasi “Yohanes Pembaptis” karya lukis Leonardo Da Vinci
(Gambar diambil dari www.google.com/gambar)

Leonardo banyak menghasilkan karya seni dan berbagai desain yang menakjubkan lainnya sebelum meninggal. Hingga sekarang, bahkan Albert Einstein (O’Dai) dan Sir Isaac Newton (O’Dai) serta Thomas Alfa Edison (O’dai) pun dianggap tidak sanggup menyamai kejeniusan Leonardo da Vinci.
 
C.      Mengungkap Enigma Dalam Lukisan Mona Lisa
Salah satu lukisan terhebatnya adalah Monalisa. Lukisan wanita cantik ini merupakan puncak dari segala ilmunya tentang pewarnaan, cahaya, perspektif dan anatomi tubuh manusia. Pada lukisan itu, ia menggunakan teknik melukis Sfumato, yakni suatu tehnik melukis yang sangat tinggi dan amat sulit ditiru, sebab teknik ini yang membuat lukisan terlihat seperti berkabut, tidak fokus, dengan transisi antar-warna yang luar biasa lembut dan halus. Monalisa terlihat begitu hidup, bahkan senyumnya pun mengundang penasaran semua orang yang melihatnya hingga sekarang. Mengapa Monalisa tersenyum? Mengapa ia terlihat begitu bahagia? Siapakah Monalisa? Tak seorang-pun bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan pasti.
 
Gambar : Lukisan Mona Lisa
(gambar diambil dari www.google.com/gambar)

Berikut ini penjelasan singkat tentang siapakah sebenarnya Mona Lisa, yang penulis saring dari Wikipedia bahasa Indonesia (ensiklopedia bebas di Internet). Mona Lisa atau La Gioconda (La Joconde) adalah lukisan minyak di atas kayu poplar yang dibuat oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-XVI. Lukisan ini dianggap sebagai salah satu lukisan paling terkenal di dunia dan hanya sedikit karya seni lain yang menjadi pusat perhatian, studi, mitologi, parodi. Lukisan ini dimiliki oleh pemerintah Perancis dan dipamerkan di Muséum du Louvre, Paris.
Lukisan setengah badan ini menampilkan sosok wanita yang tatapannya menuju pengunjung dengan ekspresi yang sering dideskripsikan sebagai enigmatik/ misterius. Nama/ judul lukisan Mona Lisa ini berasal dari biografi Giorgio Vasari tentang Leonardo da Vinci, yang terbit 31 tahun setelah ia meninggal dunia. Di dalam buku ini disebutkan bahwa wanita dalam lukisan ini adalah Lisa Gherardini, istri seorang pengusaha sutra terkaya di Firenze yang bernama Francesco del Giocondo.
Mona dalam bahasa Italia adalah singkatan untuk Madonna yang artinya "nyonyaku". Sehingga judul lukisan itu artinya Nyonya Lisa. Dalam bahasa Italia, biasanya judul lukisan ditulis sebagai Monna Lisa (dengan n ganda). Lalu, La Gioconda adalah bentuk perempuan dari Giocondo. Kata giocondo dalam bahasa Italia artinya "riang" dan la gioconda artinya adalah "wanita riang". Berkat senyum Mona Lisa yang misterius ini, frasa ini memiliki makna ganda. Begitu pula terjemahannya dalam bahasa Perancis; La Joconde. Nama Mona Lisa dan La Gioconda/ La Joconde menjadi judul lukisan ini yang diterima secara luas semenjak abad ke-XIX. Sebelumnya lukisan ini disebut dengan berbagai nama seperti "Wanita dari Firenze" atau "Seorang wanita bangsawan dengan kerudung sutra tipis".
 
D.     Mengungkap Enigma Dalam Lukisan The Last Supper
Lukisan lainnya yang sangat berharga adalah “The Last Supper (Perjamuan Terakhir)”,yang secara dramatis melukis­kan makan malam terakhir Yesus dengan 12 muridnya (Dodeka) sebelum ia dikhianati dan disalib. (Dalam buku fiksi Dan Brown yang sangat terkenal, "The Da Vinci Code" (2003), lukisan The Last Supper, dikatakan mengandung misteri terbesar dalam sejarah umat Kristen yang dijaga ketat, bahkan dengan nyawa para pelindungnya selama ribuan tahun).




 Gambar : Lukisan “The Last Supper Of Jesus” asli sebelum di edit/ repro
( gambar diambil dari www.google.com/gambar)



Gambar : Lukisan “The Last Supper Of Jesus” sesudah di edit/ repro
( gambar diambil dari www.google.com/gambar)

Berikut ini hasil kajian penulis berdasarkan Al-Kitab dengan Kidung Jemaat, Terbitan Lembaga AlKitab Indonesia, Jakarta, 2001.
1.    Bagaimanapun juga harus diakui bahwa lukisan ”The Last Supper” diatas, merupakan hasil rekayasa imajinasi Leonardo yang bisa dikatakan “agak menyimpang” dari nas Bibel Yohanes. Mengapa agak menyimpang ? sebab tidak ada sama sekali penjelasan lengkap tentang bentuk formasi duduk ketika perjamuan itu dilaksanakan, seperti bentuk berbanjar, melingkar atau yang lainnya. Dilihat dari cara memposisikan duduknya 12 murid Yesus (Dodeka) dalam prosesi perjamuan Hari Raya Roti Tidak Beragi menjelang Paskah, Leonardo tampaknya sangat terpengaruh oleh Bibel Yohanes : 13 : 22-25 sebagaimana berikut :
Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain,
mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang diantara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, disebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata : “Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya !”. Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: Tuhan, siapakah itu ?”.
Sekilas gambar diatas tampak biasa saja dan tidak bermasalah, karena secara parodi gambar tersebut hampir mirip dengan isi teks diatas. Namun, jika dicermati kembali barulah nampak ada yang janggal. Kejanggalan itu muncul dari teks Bible diatas yang menyatakan “adanya seorang murid yang paling dikasihi Yesus diantara 12 murid inti lainnya, yakni yang berada disebelah kanan Yesus dan duduknya bersandar”. Hal inilah, yang menyebabkan munculnya peluang lebar bagi siapa saja yang ingin menjawab ataupun menafsirkan sesuai dengan pemahaman dan kemampuan mereka pribadi untuk memanipulasi siapakah murid tersebut yang menjadi teka-teki ini, termasuk Leonardo sendiri. Perhatikan gambar berikut ini, tepat dibawah no. 3:



2.     Dari ke-empat Injil Kanonik, hanya Injil Yohanes saja yang menggambarkan tata posisi duduk saat perjamuan terakhir Yesus dimalam Hari Raya Roti Tidak Beragi berlangsung, walaupun hanya sekilas. Namun harus diingat bahwa Injil Yohanes-pun sama sekali tidak menjelaskan bentuk formasi duduknya, hanya sedikit posisi duduknya saja.
3. Lukisan yang dimunculkan oleh Leonardo juga menampakkan bahwa cara bersandarnya “murid yang dikasihi Yesus” kurang tepat. Sebab, bunyi yang tertulis “bersandar dekat kepada-Nya” sedangkan dalam ilustrasi lukisan tersebut justru bersandar menjauhi Yesus.
4.   Jawaban penulis sebagai hasil kajian ini, jelas menentang keras jawaban yang telah dipublikasikan para pengkaji terdahulu, yakni :
a.   Menurut karya lukis Leonardo da Vinci, jelas menggambarkan bahwa murid yang terkasih disisi Yesus adalah Maria Magdalena (murid perempuan “yang katanya” bekas sundal, yang saat itu menjadi teman intim Yesus). Ini tergambar jelas bahwa sosok yang bersandar itu memiliki perawakan/ model mirip seorang wanita (cara bersandar, raut wajah, cara meletakkan tangan diatas meja). Hal ini juga menginspirasi Dan Brown untuk menulis buku fiksi “The Da Vinci Code”, tahun 2003. Pemahaman Leonardo beserta Dan Brown ini bukannya tanpa alasan. Penulis beranggapan bahwa pemahaman tersebut bersumber dari bunyi ayat berikut :
Simon menanyakan kepada Yesus : "Tuan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini ?" Jawab Yesus : "Jikalau aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai aku datang, itu bukan urusanmu.Tetapi engkau: ikutlah aku." (Yohanes : 21 : 21-22)
Kata ganti “dia/ nya” disini dipahami oleh Leonardo beserta Dan Brown adalah Maria Magdalena.


 Jadi, menurut pemahaman versi Dan Brown dan Leonardo da Vinci, urutan angka dalam gambar diatas (1) Yudas Iskariot (2) Simon Petrus (3) Maria Magdalena (4) Yesus.
b.  Menurut pendapat yang lain, menyatakan bahwa murid terkasih disisi Yesus itu adalah Simon Petrus. Hal ini juga bersumber dari pemahaman terhadap bunyi ayat berikut :
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus :
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepadanya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihimu."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Hal itu dinyatakan Yesus untuk kedua kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku ?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi-Mu."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku”.
Hal itu dinyatakan Yesus untuk ketiga kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku ?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi-Mu."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. (Injil Yohanes : 21 : 15-18)
Mungkin saja benar pernyataan ini, karna saat itu hanya Simon Petrus saja yang minta dimandikan oleh Yesus sendiri. Akan tetapi, jika hal ini dimasukkan dalam gambar parodi lukisan Leonardo diatas, jelas ditolak. Sebab, ayat Injil Yohanes sebelumnya menyatakan dengan jelas bahwa Simon Petrus justru tidak dalam posisi bersandar dan pastinya tempat duduknya-pun tidak berdampingan dekat dengan Yesus. Dia malah bertanya pada murid terkasih Yesus yang duduknya memang bersandar dan terdekat dengan Yesus, sebagaimana ayat berikut :
Seorang diantara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, disebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata :“Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya !”. Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya : Tuhan, siapakah itu ?”. (Injil Yohanes : 13 : 23-25)
c. Maka, penulis berpendapat bahwa murid yang terkasih disisi Yesus itu adalah Yohanes putra Zabadeus, penulis Injil Yohanes sendiri. Maka, urutan berdasarkan lukisan diatas adalah (1) Yudas Iskariot (2) Simon Petrus (3) Yohanes putra Zabadeus (4) Yesus. Hal ini tidak berarti karena Yohanes ingin mengunggulkan dirinya sendiri dalam kitab karyanya, tetapi berdasarkan bukti berikut ini :
o  Murid yang selalu berada didekat Yesus. Saat Yesus disalib-pun ia berada di bawah salib bersama Maria, bahkan Yesus sempat mengucapkan kalimat wasiat kepadanya. Jadi, Yohanes putra Zabadeus memang benar-benar saksi hidup Yesus, paling mengenal Yesus dibandingkan ketiga penulis Injil Kanonik lainnya.
o  Yohanes Putra Zabadeus adalah pengarang Injil Yohanes, anak Zabadeus (Injil Markus : 1:19 dst). Ia berasal dari Betsaida, yakni sebuah dusun nelayan di pantai tasik Genesareth. Ia juga seorang nelayan Galilea. Zabadeus, ayahnya adalah seorang nelayan yang tergolong berkecukupan. Salome, ibunya tergolong wanita pelayan dan pengiring setia Yesus, bahkan sampai ke bukit Kalvari dan kubur Yesus. Bersama dengan saudaranya Yakobus & Petrus, Yohanes termasuk kelompok rasul inti dalam bilangan keduabelasan (Dodeka); ia bahkan disebut sebagai murid kesayangan Yesus (Injil Yohanes : 21:20). Mereka bertiga (Yohanes, Yakobus dan Petrus) adalah saksi peristiwa pembangkitan puteri Yairus (Injil Markus : 5:37 dst); saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Injil Markus : 9:2 dst) dan saksi peristiwa sakaratul maut dan do’a Yesus di taman Getzemani (Injil Markus : 14:33). Yohanes putra Zabadeus dan Andreas pada mulanya adalah murid Yohanes Pembaptis (Injil Yohanes : 1:40). Yohanes Pembaptis-lah yang menyuruh mereka berdua pergi kepada Yesus dan bertanya: "Rabbi, di manakah Engkau tinggal? (Injil Yohanes : 1:36-39).
Putera-putera Zabadeus itu terbilang kasar, sehingga mereka dijuluki 'putera-putera guntur'. Bersama Yakobus kakaknya, Yohanes meminta kepada Yesus dengan perantaraan ibunya, agar mereka boleh duduk di sisi kanan-kiri Yesus di dalam kerajaan-Nya nanti. Keduanya pun berani berjanji akan meminum piala sengsara untuk memperoleh hal yang dipintanya itu; tetapi Yesus menjawab bahwa hal itu adalah urusan Bapa-Nya di surga (Injil Markus : 10:35-41).
o  Nama Yohanes tidak disebutkan di dalam Injil ke-4. Hanya di dalam bab 21, yang secara umum dianggap sebagai tambahan dari waktu kemudian, ditemukan ungkapan "para putera Zabadeus." Demikian pula ungkapan yang menyatakan "murid yang dicintai Yesus" (Injil Yohanes : 20) baru muncul pada bab 13. Di dalam jemaat purba, Yohanes menempati kedudukan sebagai pemimpin (Kisah Para Rasul : 3-8). Paulus menjuluki dia sebagai "tiang agung/ sokoguru Gereja" (Galatia : 2:9). Di dalam daftar keduabelasan rasul, kedudukannya langsung berada di belakang Petrus. Di dalam tradisi yang lebih muda, ia dikenal sebagai penulis Kitab Wahyu dan Surat-surat pertama sampai Ketiga Yohanes. Menurut Kitab Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.
o  Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia dan rasul termuda. Ia amat dikasihi oleh Yesus. Pada perjamuan malam terakhir, Yohanes diperbolehkan menyandarkan kepalanya di dada Yesus. Bahkan berani mengikuti Yesus sampai ke gunung Kalvari dan mendampingi Bunda Maria hingga di bawah kaki salib Yesus. Di bawah kaki salib itulah ia diserahi tugas oleh Yesus menjadi pengawal Bunda Maria (Injil Yohanes : 19:27). Yesus yang sedang menghadapi ajal, menyerahkan pemeliharaan Bunda-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya ini. Sambil memandang Bunda Maria, Ia berkata, “Inilah ibumu.” Jadi, hingga akhir hidupnya di dunia, Bunda Maria tinggal bersama Santo Yohanes. Hanya Yohanes seorang yang memperoleh hak istimewa untuk menghormati serta melayani Bunda Maria yang tanpa noda.
o  Sejak Pantekosta, ia bekerja bersama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dibaptis. Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Maha uskup di kota Efese. Dalam Kitab Wahyu diterangkannya bahwa ia dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sepulangnya ke Efese ia mengarang Injilnya. Dari buah karangannya kita dapat melihat bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang karangan-karangannya berisi refleksi dan ajaran teologis yang mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.
o  Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, khotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang sama saja: "Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai". Atas pertanyaan orang-orang serani, mengapa ajarannya selalu sama saja, ia tegas menjawab: "Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat".
o  Santo Yohanes adalah satu-satunya murid inti dari bilangan 12 murid (Rasul) terpilih, yang terakhir meninggal dunia kira-kira ditahun 100 pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus. Santo Yohanes, Rasul, Penginjil yang diperingati pestanya setiap tanggal 27 Desember. Sumber : diolah dari indocell.net/yesaya dan imankatolik.or.id
o  Kita dapat melihat dalam beberapa referensi di Alkitab yang menyatakan bahwa rasul Yohanes menyebut dirinya sebagai murid yang dikasihi-Nya, sebagai contoh:
"Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya." (Injil Yohanes 13:23)
"Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" (Injil Yohanes 19:26)
"Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." (Injil Yohanes 20:2)
"Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau." (Injil Yohanes 21:7)
o  Hanya rasul Yohanes yang mengatakan bahwa dia adalah murid yang disayangi oleh Yesus, seperti yang terlihat di ayat-ayat di atas. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus tidak menyayangi murid-murid yang lain. Namun pernyataan ini adalah suatu pernyataan dan ekspresi adanya suatu hubungan yang begitu erat dan penuh dengan intimasi antara Yesus dan rasul Yohanes. Sama seperti saya dapat mengatakan bahwa saya adalah anak yang dikasihi oleh orang tua saya. Kepercayaan ini lahir karena saya mempunyai hubungan yang khusus dengan orang tua saya, dimana saya yakin bahwa mereka mengasihi saya dan saya juga mengasihi mereka. Inilah kepercayaan yang lahir dari hubungan kasih murni. Hubungan kasih yang murni inilah, yang menyebabkan rasul Yohanes bersama dengan Bunda Maria dan Maria Magdalena dapat teguh berdiri dibawah tiang salib saat itu. Kasih ini juga yang menyebabkan Yesus mempercayakan Bunda Maria, ibu-Nya yang sangat dikasihi-Nya, kepada Yohanes, yang merupakan wakil dari semua orang yang percaya.
o  Hanya Yohanes saja yang menuliskan dalam Injilnya dengan diakhiri kalimat Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. Kalimat ini menegaskan bahwa Yohanes jauh lebih banyak tahu apa yang telah diperbuat Yesus, jauh lebih mengenal Yesus, Jauh lebih banyak menyimpan rahasia Yesus dan mungkin juga ia telah tahu rencana kemana sebenarnya Yesus pergi meninggalkan mereka.
o  Namun, apakah Yesus mengasihi Yohanes lebih dari murid-murid yang lain? Penulis pribadi tidak tahu. Namun satu hal yang pasti bahwa Yesus mengasihi seluruh umatnya yang setia dengan petunjuknya dan bukan sekali-kali petunjuk Paulus.
o  Dalam lukisan tersebut, Leonardo juga memperlihatkan letak duduk Yudas Iskariot. Dalam urutan diatas : (1) Yudas Iskariot (2) Simon Petrus (3) Yohanes Putra Zabadeus (4) Yesus. Lihatlah tangan berikut ini :


 

Perhatikan bunyi Injil Matius Pasal 26 : 23 : Ia (Yesus) menjawab : Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya kedalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 
Perhatikan bunyi Injil Lukas Pasal 22 : 21 : Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini.