k~1=eãoM=eãêãkBæ
Segala puja dan puji syukur hanyalah milik Alloh SWT semata, Tuhan Esa,
yang tiada sekutu apapun bagi-Nya. Alloh SWT adalah Tuhan bagi seluruh alam dan
hanya kepadaNya kita wajib menyembah. Sholawat dan salam sudah sepatutnya kita
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah di nubuwatkan kehadirannya
jauh sebelum kelahirannya oleh para nabi dan rasul Alloh ‘Alaihimussalam
sebelum beliau, serta semoga salam sejahtera tetap tercurah kepada Yesus bin
Maryam, salah satu rasul Alloh SWT yang telah menubuwatkan kehadiran Nabi
Muhammad SAW melalui Injilnya yang suci dan asli.
Kebenaran ajaran Nabi Muhammad SAW yaitu agama Islam dengan kitab
Al-Qur’annya telah terbukti. Diantara kebenaran itu adalah tentang Hari Raya
‘Iedul Fitri yang dirayakan oleh kaum Muslimin seluruh dunia beserta Lailatul
Qodarnya. Ini adalah anugrah dari Alloh SWT kepada kita sebagai ummat Nabi
Muhammad Sang Mesias Sejati, bahwa Alloh akan menunjukkan yang haq dari yang
bathil. Perlu diketahui oleh ummat Islam seluruhnya bahwa ternyata Kristen dengan
kitab Bijbelnya (Injil, red) telah mengakui bahwa Islam adalah agama
yang paling sempurna dengan salah satu bukti konkrit bahwa :
1. Sang Mesias Dunia adalah Nabi Muhammad SAW, sedangkan Yesus Kristus (Nabi
Isa Al-Masih AS) adalah Messias Khusus Bani Israel saja sebagaimana ayat-ayat
berikut :
Perempuan
itu berkata :”Barang kali engkaulah Messias itu, wahai tuan”. Yesus
menjawab :
”Sesungguhnya
benar aku diutus kepada rumah Israel sebagai Nabi keselamatan”.
“Akan
tetapi Messias itu akan datang sesudah aku, seorang utusan dari Alloh untuk
seluruh dunia yang
karenanya Alloh telah menciptakan dunia ini”. (Injil
Barnabas : 82 : 16-18)
Dan
ketika Adam telah berdiri di atas kedua kakinya, ia melihat diangkasa sebuah
tulisan yang bersinar-sinar seperti matahari, bunyinya “Tiada Tuhan melainkan
Alloh, Muhammad (yang Terpuji) Rasul Alloh”. (Injil
Barnabas : 39:14)
Dan
ia akan menjadi Rasul-Ku yang karenanya Aku ciptakan segala sesuatu. (Injil
Barnabas : 39:20)
Ketika
Yesus ditanya Imam orang Yahudi tentang perihal Messias yang dijanjikan Alloh :
Yesus
menjawab :”Benar, Alloh telah menjanjikan demikian, akan
tetapi aku bukanlah dia,
karena
dia itu tercipta sebelum aku dan akan tiba sesudah aku”. (Injil
Barnabas : 96:5)
Dia
akan datang dengan rahmat Alloh untuk keselamatan mereka
yang beriman kepada-Nya.
(Injil
Barnabas : 96:14)
Yesus
menjawab :”Sesungguhnya nama Messias itu ajaib,
karena Alloh sendiri yang memberikan nama itu, dikala Alloh menciptakan rohnya
dan meletakkannya disuatu tempat yang indah dilangit”. Alloh berfirman :”
Sabarlah wahai Muhammad……”. (Injil Barnabas : 97:15-16)
Dan
masih banyak lagi ayat yang menyebut nama Muhammad sebagai Sang Messias yang
ditunggu-tunggu kedatangannya oleh bangsa Israel yang sesat.
2. Hari Raya ‘Iedul Fitri dan Malam Lailatul Qodar (yang berarti : Malam
Kemulyaan Tuhan) yang ada di dalamnya juga benar. Injil menyebutnya dengan Hari
Raya Yobel, yang mana hari raya ini sudah tidak banyak dikenal dikalangan
Kristiani maupun Yahudi dewasa ini, karena hari raya ini dilaksanakan dengan
ketentuan tahun yang berbeda-beda. Hanya dalam Islam-lah hari raya ini terus
dilakukan dengan sempurna.
Sebagaimana
yang telah tersebut di dalam Injil bahwa Santo Barnabas (St. Barnaba) adalah
salah satu tokoh diantara 12 murid Yesus, yang dikenal dengan 12 rasul yang
berarti 12 orang murid setia Yesus (sebagaimana tersebut dalam Injil Barnabas,
kitab Kisah Para Rasul, Kolose) dan ia juga masih sepupu Markus. St.
Barnaba telah mengembara ke seluruh Palestina yaitu dari Damascus hingga
Caesarea, dari Philippi hingga Sinai untuk menyampaikan Injil ke seluruh
masyarakat. Jenazahnya ditemukan dalam suatu kuburan di pulau Cyprus pada tahun
ke-IV Maha Raja Zeno (pada tahun 478 M) beserta 1 salinan Injilnya
diatas dadanya yang ditulis dengan tangannya sendiri. Injil Barnabas merupakan
salah satu dari Injil-Injil yang dikutuk (Euangelium Apocripethic) oleh
Gereja-gereja Barat pada tahun 382 M yang resminya melalui dekrit Paus Innocent
I (465 M), dekrit Paus Gallasius yang menyebut Euangelium Barnaba (Injil
Barnabas, Red) dan Euangelium Didace (Injil Didace, Red) sebagai
Injil-injil terlarang. Injil Barnabas ini muncul di perpustakaan Paus Sixtus V
(1585-1590 M) dan ditemukan oleh Pastor Vra Melino (yang akhirnya masuk
Islam hingga wafat setelah mempelajari isi Injil tersebut secara mendalam).
Injil
Barnabas ini sebenarnya telah digunakan digereja-gereja hingga munculnya dekrit
Paus Gallasius, yang memerintahkan untuk memusnahkan Injil tersebut. Dari
Pastor Vra Melino inilah kemudian Injil Barnabas diterjemahkan ke beberapa
bahasa, diantaranya terjemahan bahasa Arab oleh seorang Kristen terkemuka yaitu
Dr. Khalil Sa’adah dari naskah terjemahan bahasa Italia, lalu diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia oleh H. Husein Abu Bakar Al-Habsyi dan Abu Bakar
Basymeleh (28 November 1966).
Injil
Barnabas ini berisi kutukan terhadap Paulus (nama aslinya Saulus,
Pendiri dan pengibar bendera Kristen Katholik Roma) dan sepertiga hingga
separohnya bersesuaian dengan Taurat, Injil, Talmud, Mazmur/ Zabur dan
Al-Qur’an. Para ahli sejarah terpercaya telah sepakat berpendapat bahwa Injil
Barnabas ini telah ditulis pada abad-abad pertengahan. Akan tetapi ada suatu
bukti yang dapat memastikan masa dimana Injil Barnabas ini ditulis, yaitu apa
yang tercantum didalamnya tentang Tahun Yobel (Yobelium) “bahwa tahun
Yobel itu datangnya tiap 100 tahun sekali, sedang yang diketahui bahwa Yobel
ummat Yahudi tidak terjadi kecuali tiap 50 tahun sekali”. Tiada sebutan dalam
sejarah perihal perayaan tahun Yobel yang jatuh pada setiap 100 tahun sekali,
kecuali dalam sejarah Gereja Romawi dan yang pertama kali merayakannya ialah
Paus Yonifaisius VIII pada tahun 1300 M dengan perayaan yang amat meriah
sehingga menyebabkan masuknya kekayaan (saldo) yang besar pada kas
istana ke-Paus-an. Lalu ia menyerukan supaya diadakan pada setiap permulaan
abad baru. Karena itu dan demi memenuhi keinginan masyarakat maka oleh Paus
Iklimunthus VI mempersingkat waktunya menjadi tiap 50 tahun sekali, sehingga
terjadilah perayaan Yobel ke-2 pada tahun 1350 M. Kemudian Paus Urbanus VI pada
tahun 1389 M memerintahkan agar Yobel dirayakan tiap 33 tahun sekali sebagai
lambang akhir usia Yesus di bumi sebelum kenaikannya kelangit. Kemudian Paus
Paulus II menetapkan agar Yobel dirayakan tiap 25 tahun sekali”.
Dari
keterangan diatas, dapat diketahui bahwa seorang yang menulis tentang Yobel 100
tahunan itu adalah pasti hidup dipertengahan abad ke-14 dan dapat dipastikan
pula bahwa ia hidup dimasa penyair besar Dante. Akan tetapi melihat keluasan
pengetahuan penulis tentang Alkitab Perjanjian Lama, maka sulitlah difahami
jika seorang semacam dia telah membuat kesalahan yang mudah diketahui orang
awam (biasa). Ada 2 kemungkinan kekeliruan dalam menyalin tulisan,
dimana telah ditinggalkan beberapa huruf dari kalimat “lima puluh” dalam bahasa
Italia, sehingga terbaca “seratus” oleh karena tulisannya sangat mudah
menyebabkan kekeliruan (mungkin yang dimaksud oleh penulis angka L=50 dan
C=100) atau mungkin kekeliruan terjadi karena kealpaan penulis yang mencampur
aduk antara L yang berarti 50 dengan C yang berarti 100. Hal ini dapat terjadi
karena tidak jelasnya suatu tulisan tangan disebabkan telah lapuknya naskah
aslinya. Berikut ini ayat tentang Tahun Yobel yang diperingati tiap 100 tahun
sekali :
Maka pada
waktu itu, Alloh akan disujudi diseluruh dunia dan akan terdapatlah rahmat-Nya
sehingga tahun Yobel yang kini jatuh tiap seratus tahun itu, akan dijadikan
oleh Messias (hari raya) pada tiap tahun ditiap tempat. (Injil
Barnabas : 82:19)
Dari
ayat dalam Injil Barnabas diatas, kita dapati dengan jelas bahwa Tahun Yobel
ke-Pausan diperingati tiap 100 tahun sekali dengan tanda dimulainya peringatan
Yobel pertama pada 1300 M oleh Paus Yonifaisius VIII, kemudian dikurangi lagi
menjadi tiap 50 tahun sekali sesuai dengan adat umat Yahudi dalam Kitab Imamat (Kitab
untuk orang Lewi) yang menyebutkan :
“Selanjutnya
engkau harus menghitung tujuh tahun Sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun;
sehingga masa tujuh tahun Sabat sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu
engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala dimana-mana dalam bulan yang
ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya pendamaian kamu harus
memperdengarkan sangkakala dimana-mana diseluruh negerimu. Kamu harus
menguduskan tahun yang ke lima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu
bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus
masing-masing pulang ketanah miliknya dan kepada kaumnya. Tahun yang ke lima
puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu…….. Karena tahun itu adalah
tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu…..”. (Kitab Imamat : 25:8-12).
Ayat
diatas menjelaskan bahwa tahun Yobel menurut tradisi Yahudi hanya dirayakan
tiap 50 tahun sekali setelah upacara memperdengarkan sangkakala dimana-mana/
segenap penjuru negeri tepat dibulan ke-7 pada tanggal 10 pada tahun ke 49
sehingga di tahun yang ke-50 dapat diadakan puncak perayaan tahun Yobel. Dilihat
dari namanya, Perayaan Tahun Yobel adalah hari raya pendamaian yaitu satu hari
dalam setahun dimana segala dosa rakyat dan imam diperdamaikan (diampuni/
diringankan) Tuhan yang dilambangkan dengan seekor kambing jantan yang
setelah ditumpangi tangan kemudian dilepaskan ke padang belantara.
Dalam
Islam, Tahun Yobel ini memiliki ciri-ciri yang sangat tepat sekali
dengan hari raya ‘Iedul Fitri terutama untuk Tahun Yobel 100
tahun, yaitu sebagai berikut :
1. Didahului
dengan hari Sabat yaitu hari khusus beribadah kepada Tuhan/ disebut juga hari
Tuhan, dimana setiap orang dilarang melakukan apapun kecuali beribadah. Dalam
Islam justru didahului dengan wajib berpuasa Ramadlan sebulan penuh dan selalu
memperbanyak ibadah kepada Alloh SWT seperti I’tikaf,
shalat Tarawih, shalat Tahajjud, Dzikir, Tadarrus dll.
2. Memperdengarkan
sangkakala dimana-mana dipenjuru negeri, bararti memperdengarkan gema takbir
dimana-mana.
3. Dilakukan
tiap 1 tahun sekali sesuai dengan Injil Barnabas : 82 :19 diatas sebagai ajaran
Nabi Muhammad SAW (Sang Messias Dunia).
4. Tahun
Yobel merupakan tahun penuh rahmat dan ampunan Tuhan dalam tradisi Yahudi. Dalam
Islam-pun bulan suci Ramadlan merupakan salah satu bulan penuh rahmat dan
ampunan Alloh bagi hamba-Nya yang bertaqwa sehingga pada tanggal 1 Syawwal
merupakan 1 hari penuh ampunan dari segala dosa baik kepada Alloh (asalkan bukan dosa Syirik) maupun kepada sesama manusia. Inilah yang disebut Hari Raya ‘Iedul
Fitri yang berarti : kembali kepada kesucian sebagai fitrahnya manusia.
Makanya, Nabi Muhammad SAW menjelaskan keutamaan bulan Ramadlan yaitu 10 hari
pertamanya penuh dengan ampunan dari Alloh, 10 hari keduanya penuh dengan rahmat
dari Alloh, 10 hari terakhirnya terbebas dari api neraka disebabkan telah
diampuniNya segala dosa dan telah dirahmatiNya kehidupan hambaNya yang bertaqwa
kepadaNya. Inilah tahun Yobel dalam Islam.
5. Tahun
Yobel yang diperingati tiap 100 tahun sekali adalah yang sesuai dengan ajaran
Islam (Al-Qur’an, Red). Hal ini bersesuaian dengan Al-Qur’an surat
Al-Qodar : 3-4. Dalam surat Al-Qodar disebutkan bahwa Lailatul Qodar (yang
berarti : malam kemulyaan Alloh) adalah satu malam yang lebih baik dari
pada 1000 bulan karena dimalam itulah Alloh memerintahkan para malaikat-Nya
turun ke bumi hingga terbitnya fajar untuk mengabulkan do’a para hamba-Nya dan
mengampuni segala dosanya serta merahmatinya. 1000 bulan bila dihitung sama
dengan 83 tahun. Maka barang siapa diantara hambaNya yang bertaqwa, ia akan
mendapatkan Malam Lailatul Qodar beserta faedahnya tersebut, sehingga ia diibaratkan
seperti telah beribadah tulus ikhlas karena Alloh SWT semata selama 83 tahun
tanpa henti. Dalam Islam, Malam Lailatul Qodar ini hanya ada didalam bulan
Ramadlan terutama pada malam ganjil menjelang akhir bulan Ramadlan. Jadi
patutlah sekiranya apabila tahun Yobel yang diperingati 100 tahun sekali
disebut Malam Lailatul Qodar walaupun jumlah tahunnya berselisih ± 17 tahun
saja. Ini dikarenakan bahwa hanya umat Nabi Muhammad saja yang mendapat
keringanan pencatatan amal baik walaupun itu sebiji sawi, sedangkan umat
nabi-nabi terdahulu, amalnya yang dicatat hanya yang besar dan ikhlas saja
sehingga mereka memerlukan waktu yang lama serta usia yang panjang guna
beribadah dengan ikhlas, sedangkan usia rata-rata umat Nabi Muhammad sangat
pendek jika dibandingkan dengan usia rata-rata kaum nabi-nabi terdahulu yang
mencapai ratusan lebih. Jadi, 83 tahun : 30 hari dalam bulan Ramadlan = 27.
Maka, menurut perhitungan sederhana tersebut, Malam Lailatul Qodar berada di
malam ke-27 Ramadlan.
åãqJeäækfQüêãp
Sumber
Rujukan :
1. H.
Husein Abu Bakar Al-Habsyi & Abu Bakar Basymeleh, Injil Barnabas-Edisi
Bahasa Indonesia, (Mutiara Ilmu, Surabaya, 1996)
2. Alkitab
Dengan Kidung Jemaat (Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2001)