15 May 2013

MURID-MURID YESUS YANG BEBAL & BODOH


Saat ini, banyak orang yang mulai berani memperbincangkan kesahihan doktrin keimanan masing –masing agama yang dianutnya, originalitas kitab suci mereka dan bahkan memperdebatkan hakikat ketuhanan Tuhan mereka. Hal ini dapat dianggap wajar bila mana agama yang dianut dirasa sudah tidak mampu menaungi serta mengayomi hidupnya secara lahir-batin, tetapi juga dapat dianggap tidak wajar jika sudah mulai masuk dalam koridor konflik yang saling mempertentangkan antar agama.
Dalam diktat singkat ini, penulis akan menyuguhkan beberapa pandangan yang sudah tidak seharusnya untuk dijadikan bahan perdebatan bagi orang-orang yang sengaja mencari pencerahan jiwa. Penulis sengaja mengambil beberapa petikan ayat-ayat Injil yang mungkin dapat merubah pandangan dan cara berfikir yang lebih kritis dalam keyakinan keilmuan yang jelas, terutama tentang keyakinan umat Kristen terhadap otentisitas kitab suci Injil-nya sendiri.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa Yesus Putra Maria memiliki 12 murid utama dan 70 murid biasa, sehingga secara keseluruhan jumlah murid Yesus dikala itu 82 orang. Nah, andaikan 82 orang itu menulis artikel yang kemudian diberikan judul Injil, berapakah jumlah Injil tersebut ? Apakah seluruh artikel yang berjudul Injil tersebut memiliki isi yang sama ? Jika seandainya isinya sama, mengapa tidak dikumpulkan menjadi 1 jilid ? Namun seandainya berbeda-beda, Injil manakah yang lebih benar dan bersumber dari Yesus langsung ? Mengapa harus ada Injil Kanonik dan Injil Apokrip ?
Inilah pertanyaan-pertanyaan konyol yang pernah penulis dengar dari seorang Kristiani, yang mulai ragu-ragu dengan banyaknya hal-hal yang tidak bersesuaian antara ayat satu dengan lainnya. Mari kita renungkan petikan ayat-ayat Injil berikut ini sedalam-dalamnya, sehingga kita mampu melihat dan menemukan sejelasnya kenyataan yang akan dipaparkan oleh Injil itu sendiri kepada kita. Jikalau memungkinkan, kita dapat mencocokkannya dengan Al-Kitab (Injil dirumah/ yang sedang kita pegang saat ini walaupun mungkin susunan kalimat dalam Injil saudara berbeda dengan punya penulis, karna tentunya tiap edisi/ cetakan Injil juga berbeda).
1.     Yesus memilih 12 murid utama yang bergelar Rasul-Rasul. Makna hakiki gelar “Rasul” dalam ayat ini adalah murid yang diberi tahu segala rahasia ketuhanan, seperti berikut :
Maka pada siang harinya, turunlah ia dari bukit itu dan memilih dua belas orang diberi nama rasul-rasul, diantara mereka adalah Yudas yang tersalib itu. Adapun nama-nama mereka ialah Andreas dan saudaranya Petrus penjala ikan, dan Barnabas yang menulis ini beserta Matius pemungut cukai yang mengumpulkan hasil, Yahya dan Yakub kedua putra Zabdi, Tadius dan Yudas, Bertolonius dan Philipus, Yakub dan Yudas Iskariot si Pengkhianat itu. Maka mereka ini selalu di beritahukan tentang rahasia-rahasia ketuhanan. (Injil Barnabas : 14 : 10-18)
Penulis mengambil petikan ayat ini berdasarkan Euangelion Apocripetic Barnaba (Injil terlarang Barnabas) sebagai dasar, bukan berniat untuk mencampur-adukkan antara Injil Canonik dengan Injil Apocrip, melainkan hanya menukil runtutan kejadian yang secara kebetulan memiliki ikatan dan relevansi yang sama.
Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. (Injil Markus : 4 : 10)
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. (Injil Markus : 6 : 7)
2.  Yesus juga memiliki 70 murid biasa, yaitu murid yang tidak selalu bersama-sama dengan Yesus sewaktu-waktu, karena lebih cenderung diberi tugas oleh Yesus untuk pergi terlebih dahulu ke daerah-daerah yang akan di datanginya. Mereka lebih mirip sebagai para pengaman jalan (Deep Sweepers) bagi Yesus :
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua
mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak di kunjungi-Nya. (Injil Lukas : 10 : 1)
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata :
”Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu”. (Injil Lukas : 10 : 17)
Sebutan “Tuhan” disini merujuk kepada Yesus, karena mereka mulai berkeyakinan buta kepadanya, hingga melupakan hakikat tuhan Allah sendiri, padahal hukum pertama dan terutama dalam Taurat Musa sebagaimana jawaban Yesus ketika diuji oleh ahli Taurat Farisi karena ia telah mengalahkan perdebatan dengan orang Saduki berikut :
Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat ? jawab Yesus kepadanya :
”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”. (Injil Matius : 22 :36-38)
3.   Perihal para murid, Yesus sendiri yang mengatakan dan menghardik mereka atas pemikiran mereka yang lambat dan bebal sebagaimana berikut :
Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes”. Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain : “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti”. Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata :”Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti ? Belum jugakah kamu faham dan mengerti ?Telah degilkah hatimu ? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar ?
Tidakkah kamu ingat lagi pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan ?” Jawab mereka :”Dua belas bakul”. Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan ?”Jawab mereka : tujuh bakul”. Lalu kata-Nya kepada mereka :Masihkah kamu belum mengerti ?. (Injil Markus : 8 : 14-21)
Sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. (Injil Markus : 6 : 52)
Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang kumaksudkan. Aku berkata kepadamu : Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. Ketika itu barulah mereka mengerti  bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki. (Injil Matius : 16 : 11-12)
4. Para penulis Injil yang mengaku sebagai murid Yesus/saksi mata/pelayan Firman, ternyata orang-orang yang memiliki kelemahan secara mental dan intelektual, sehingga ayat-ayat yang mereka tulis di dalam artikel Injil banyak yang saling bertentangan dan tidak valid, sebagaimana termaktub berikut :
Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitahukan Bapa kepadamu. (Injil Yohanes : 16 : 25)
“Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya” (Injil Markus : 9 : 32)
Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mengerti kitab suci. (Injil Lukas : 24:45)
Kata murid-murid-Nya :”Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu”. (Injil Yohanes : 16 : 29-31).
Jadi, alasan utama mengapa Al-Kitab Bible (Injil) terutama Euangelion Canonic tidak dapat dipercaya 100% lagi originalitasnya adalah karena beberapa sebab :
a.    Karena isi Injil ini tidak ada unsur Roh Kudus, malah bersumber dari rangkuman kisah cerita yang diceritakan turun-temurun, sebagaimana berikut :
Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu. (Injil Lukas : 1:1-3)
Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya,
yang tidak tercatat dalam kitab ini. (Injil Yohanes : 20: 30)
Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus di tulis itu. (Injil Yohanes : 21: 25)
b.   Bahasa yang dipergunakan Yesus dalam menyampaikan Injil-nya adalah bahasa Ibrani (suatu bahasa serumpun Aramaik-Smitik), yang justru sangat sedikit di cantumkan, padahal dengan bahasa itulah Injil yang asli diajarkan oleh Tuhan Allah kepada Yesus untuk disampaikan kepada kaum sesat Israel. Dalam menyampaikan ajarannya kepada murid-murid serta kaum Israel, Yesus tidak pernah berkomunikasi menggunakan bahasa Yunani atau bahasa Romawi, padahal Yesus sangat menguasai bahasa-bahasa tersebut. Hal ini disebabkan sasaran dakwah/ kaum yang digembalanya adalah orang Israel yang berbahasa ibu Ibrani. Berikut ini beberapa contoh bahasa Yesus yang masih Asli :
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring : “Eli, Eli, Lama sabakhtani ?”,
Artinya : Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ? (Injil Matius : 27 : 46)
Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya : “Efata”,
Artinya : terbukalah. (Injil Markus : 7 : 34)
Kata-Nya : “Ya Abba, ya Bapa, Tidak ada yang mustahil bagi-Mu….”. (Injil Markus : 14:36)
c.    Mayoritas sarjana barat menyatakan bahwa Injil Markus dan Injil Yohanes adalah hasil karangan Paulus (Saulus) sebagaimana tertulis dalam Ensiklopedia Prancis (Mukaddimah dari Sayyid Muhammad Rasyid Ridlo Penyebar Injil Barnabas” dalam Injil Barnabas).
Orang-orang yang mengaku mengenal Yesus itu ternyata tidak mau meninggalkan kepercayaan Politeisme yang sudah mendarah daging pada diri mereka, akibat penjajahan fisik dan budaya oleh bangsa Roma yang mayoritasnya telah mengambil lebih banyak budaya dan agama bangsa Yunani. Pada  akhirnya mereka mengkultuskan (menganggap suci) Yesus sebagai penyelamatnya, bahkan diangkat menjadi tuhannya. Kelompok ini dipelopori oleh Saulus (Paulus) yang kemudian lebih dikenal dengan Kristen Trinitas/ Katolik Roma.
Sesungguhnya, Yesus tidak pernah mengakui dirinya sebagai pendiri agama Kristen, Paulus (Saulus) lah orang yang mengakui dan meng -klaim dirinya sebagai pembawa dan penyebar ajaran Yesus yang disebut Kristen. Maka sudah sewajarnya jika ajaran Yesus lambat laun berubah menjadi ajaran Paulus. Ia juga telah berani mengajarkan bahwa Yesus adalah Messias, seperti dalam ayat berikut :
Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, dimana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Messias. (Kisah Para Rasul: 18:5).
Perlu diketahui bahwa Paulus sama sekali bukanlah murid Yesus, bahkan ia dimasa mudanya adalah orang yang paling anti-Yesus sehingga tangannya penuh dengan lumuran darah para pengikut Yesus seperti yang termaktub berikut :
Sementara itu berkobar -kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid -murid Tuhan.
Ia menghadap Imam Besar. (Kisah Para Rasul: 9:1).
Jawab Ananias: Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang  orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang -orang kudus-Mu di Yerusalem. (Kisah Para Rasul: 9:13).
Maka, terkutuklah Paulus dan para pengikutnya yang telah tersesat jauh sampai selama-lamanya. Ia telah menyendiri dengan  ajaran agama barunya, seperti bunyi kesaksian Barnabas (murid asli Yesus, teman dekat Paulus) berikut :
Paulus juga telah ikut sesat dikalangan mereka, hal mana yang menyebabkan saya tidak berbicara tentang dia melainkan dengan kesedihan. (Injil Barnabas : Mukaddimah Injil Barnabas :7)
Karena sebagian dari pada orang -orang jahat yang mengaku murid -murid itu, yang memberitahukan bahwa Yesus telah mati, tidak bangun lagi dan yang lain memberitakan bahwa ia telah benar -benar mati kemudian ia bangkit kembali, sedang yang benar-benar mati kemudian ia bangkit kembali, sedang yang lain telah dan masih terus memberitakan bahwa Yesus adalah anak Allah di mana Paulus telah tertipu diantara kalangan itu. (Injil Barnabas : 222 :3).
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka........
(Injil Matius : 7 : 15 -16)
Logikanya, Jika Paulus memiliki ajarannya sendiri, tentulah semua artikel yang berjudul “Injil” diatas dikaji ulang Paulus, dipilah-dipilih. Artikel yang cocok dan bahkan mendukung ajarannya akan diambil, dan artikel yang bertentangan dengan ajaran dan pemikirannya pastilah dibuangnya. Artikel yang cocok akan disahkan sebagai Injil Kanonik (Euangelion Canonic) dan menjadi pedoman ajarannya, sedangkan artikel yang bertentangan harus dibuang dan diberikan label Injil Apokrip (Euangelion Apocripetic; Injil yang dilarang dibaca).
d.   Makna kata “Injil” sendiri menurut bahasa Yunani “Euangelion” adalah “Kabar Gembira”, yakni kabar yang diturunkan oleh Tuhan Allah hanya kepada Yesus sebagai orang suci. Namun perlu diingat bahwa tidak semua kabar gembira berarti sama dengan Injil. Misalnya : seorang bapak akan memberi kabar gembira kepada anaknya, bahwa ia akan membelikannya sebuah mobil, dengan kalimat “Nak, ayah punya injil buat kamu, besok pagi ayah akan membelikan kamu sebuah mobil mewah”. Pemakaian kata Injil disini salah, karna yang dimaksud Injil adalah kabar gembira bagi kaum Israel saja, yang isinya adalah memberitahukan tentang ajaran agama Tauhid (meng-Esa-kan Allah) langsung dari Tuhan Allah melalui Yesus saja, bukan yang lain. Adapun rupa/ bentuk kabar gembira yang disampaikan oleh Yesus bagi kaum Israel tersebut tidak tertulis, Yesus-pun tidak pernah menuliskanya dalam bentuk apapun serta tidak pernah memerintahkan kepada muridnya untuk menulisnya. Para sarjana barat meyakini bahwa tradisi tulisan artikel Injil dimulai ± 50-150 tahun setelah Yesus meninggal dunia.
Hal ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa tidak pernah ditemukan satu-pun Injil yang tertulis berbahasa Aram/ Ibrani kuno, melainkan mayoritas berbahasa Yunani, sedangkan bahasa Injil yang diajarkan Yesus berbahasa Aram/ Ibrani kuno. Jika Yesus disebut Firman yang hidup/ Injil yang hidup/ Injil itu sendiri, maka seharusnya tidak ada Injil Matius, Lukas, Markus, Yohanes dan lain-lainnya, sehingga hanya ada satu Injil yaitu Injil Yesus.
Jadi, alasan utama adanya Injil berlabel Matius, Lukas, Markus, Yohanes dan lain-lainnya itu hanyalah sekedar kumpulan catatan/ artikel sejarah perjuangan Yesus dalam menyebarkan ajaran Tuhan Allah kepada kaum Israel yang mayoritas menganut ajaran agama Yahudi Musa menurut karya Matius, Lukas, Markus, Yohanes dan lain-lainnya, sebagaimana ayat berikut :
Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus di tulis itu. (Injil Yohanes : 21: 25)
5.  Yesus menceritakan prosesi turunnya Injil kepadanya ketika beliau berusia 30 tahun, melalui Malaikat Jibril dari Tuhan Allah di bukit Zaitun, serta bentuk asli Injil Yesus :
Ketika Yesus berumur tiga puluh tahun, sebagaimana yang di beritakan oleh dia sendiri, naiklah ke bukit Zaitun beserta ibundanya untuk memetik buah zaitun. Dan di waktu ia sembahyang di siang hari, dan sampailah pada kalimat-kalimat seperti berikut :”Ya Tuhan, dengan rahmat-Mu……”, tiba-tiba satu cahaya yang bersinar meliputi dia dengan sekelompok malaikat yang tak terhitung banyaknya sama mengucapkan “Dipermuliakanlah Allah”. Maka
dipersembahkanlah kepadanya oleh malaikat Jibril sebuah kitab laksana kaca yang berkilauan.
Maka meresaplah dalam kalbu Yesus yang sudah mengetahui dengannya apa yang di perbuat Allah, dan apa yang difirmankan dan di kehendaki oleh Allah, sehingga segala sesuatu terbuka jelas baginya. (Injil Barnabas : 10 : 1-4)
Ayat ini menandakan bahwa Injil yang dipakai Yesus sebenarnya berbeda dengan yang ditulis oleh orang-orang yang mengaku sebagai muridnya (rasul/ saksi mata/ pelayan Firman). Artinya, Yesus memiliki Injil sendiri, yang tentunya berbeda dengan Injil-injil yang telah kita kenal sekarang, sebagaimana bunyi ayat berikut :
Yesus pun berkeliling diseluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan diantara bangsa itu. (Injil Matius : 4 : 23)
Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil didalam kota-kota mereka. (Injil Matius : 11:1)
Demikianlah gambaran sekilas jawaban Injil bagi orang-orang yang sedang mengalami keraguan dalam keimanannya mengenai kebenaran Ketuhanan, esensi ke-Tuhanan serta originalitas Al-Kitab Bible (Injil) di kalangan umat Kristiani. Semoga diktat singkat ini bermanfaat bagi semuanya. Amien.