15 December 2017

KONSTELASI ALAM PURBA DAN BENUA ATLANTIS VERSI ISLAM (BAG 1)



Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang Filosof Yunani kuno bernama Plato (427 - 347 SM) di dalam bukunya yang berjudul “Critias-Timaeus”. Inilah yang menyebabkan Plato dianggap sebagai orang yang harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas teka-teki misterius ini. Dalam buku Timaeus, Plato menceritakan bahwa “Di hadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar dan dari sanalah kalian dapat pergi ke pulau lainnya. Di depan pulau-pulau itu terdapat daratan yang dikelilingi laut samudera, itulah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena. Namun  di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi maha dahsyat dan banjir besar, dalam waktu tidak sampai sehari semalam, sehingga tenggelamlah ia  sama sekali di dasar laut. Negara besar yang melampaui batas peradaban tertinggi itu lenyap dalam waktu tidak sampai sehari semalam dan hilang dari ingatan orang-orang”.

Garis besar kisah pada buku tersebut adalah bahwa dahulu kala ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah Barat Laut Tengah yang sangat jauh, penduduknya sangat bangga dengan peradabannya yang amat menakjubkan. Dinding istananya bertakhta emas cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya sangat menakjubkan. Memiliki pelabuhan dan armada kapal dengan perlengkapan yang sempurna. Ada juga benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya mulai Eropa hingga daratan Afrika. Daratan itu penghasil emas dan perak yang besar, sehingga istananya dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari dinding perak. Namun, Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya dan terlupakan sama sekali.

Terlepas dari benar atau tidaknya apa yang telah dikemukakan Plato di dalam bukunya  “Critias-Timaeus” diatas, penulis hanya sekedar berusaha membuktikannya melalui perspektif Islam menggunakan dasar Al-Qur’an dan rasionalitas sederhana, yang nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pijakan utama dalam kajian ilmiah, baik oleh kaum akademisi, ulama’ maupun masyarakat awam.

Peringatan penulis yang terpenting adalah bahwa pada saat diktat ini ditulis, penulis merasa saat ini alam sedang menuju ke titik Nol (Back To Zero), yang berarti bahwa jagad raya termasuk bumi sedang mengalami perubahan konstelasi ke titik awal, sehingga akan terjadi banyak hal yang menyebabkan alam kembali ke peradaban semula (Old Age), yang ditandai banyaknya gejala alam seperti perubahan arah arus angin yang mendadak, gempa bumi, hujan petir dan lain sebagainya di luar keadaan normal.

Dalam diktat ini, penulis juga tidak bermaksud menyinggung tentang akidah keimanan/ keyakinan agama apapun, tetapi sekedar ingin mengungkapkan pemahaman ilmiahnya ataupun fakta sejarahnya saja. Penulis sangat yakin kebenaran Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam yang harus benar dan valid, sebagaimana tersebut dalam Surat At-Takwiir ayat 25, 27-28 berikut :

25. Dan (Al Qur'aan) itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk

27. Al Qur'aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam,

28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.

Yang ditegaskan kembali didalam  Surat Al-Balad ayat 18-19 berikut ini :
 18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.

Serta di dalam  Surat Al-Baqoroh ayat 2 berikut ini :

2. Kitab (Al Quran) ini sama sekali tidak ada keraguan di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa

Kemudian di dalam  Surat Huud ayat 100 berikut ini :

100. Itu adalah sebahagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah tanpa bekas.

Perlu diketahui kembali, bahwa kesalahan dalam pembuktian kebenaran ayat Al-Qur’an bukan berarti ayat Al-Qur’annya yang salah, melainkan dimungkinkan dari faktor pengartian, pemahaman/ penta’wilan bahkan mungkin hal yang sedang dikaji tersebut belum dikuasai sepenuhnya oleh pengkaji, karna penulis sangat yakin bahwa kitab suci sebagai Kalam Tuhan untuk ummat-Nya tidak mungkin salah dan terdapat kesalahan di dalamnya. Adapun pembuktian-pembuktian yang akan digunakan penulis untuk mengkaji ulang adanya dinasti Atlantis dalam diktat ini berdasarkan Al-Qur’an Surat Al-Fajr, Surat Al-Balad, Surat Al-Buruuj, Surat Al-Muthoffifiin, Surat Al-Infithoor, Surat At-Takwiir, Surat Yunus 1-10, Surat Al-Baqoroh 30-39, 21, 50-51, 54.

Akhirnya, penulis memohon perlindungan Alloh SWT dari kesesatan jiwa yang dapat menyesatkan dan semoga apa yang ditulis penulis ini selalu mendapatkan Ridlo-Nya, karna kebenaran mutlak hanya milik Sang Penguasa Rahasia Jagad Raya ini, sehingga diktat singkat ini dapat bermanfa’at bagi siapa saja yang berkepentingan. Amin yaa Robbal ‘Aalamiin.
Taman, 23 Maret 2009  
Hormat Penulis,



Mohamad Afif Farichin